Lebih lanjut beliau sampaikan bahwa demikian pula halnya dengan sekolah, memiliki aturan, ketentuan dan ketetapan yang mengikat ketiga pihak, yaitu antara anak didik, orang tua dan sekolah.
"Melalui PETA yang kami selenggarakan, tak hanya nelibatkan siswa untuk mengenal sekolahnya, tetapi penting juga bagi orang tua yang sengaja kami undang hadir di kajian ini untuk turut mengenal sekolah ini agar kita bisa satu frekuensi dalam membina dan mendidik anak-anak kita."
Nah, tentunya dengan saling mengenal inilah maka timbul rasa legowo, kebesaran hati untuk melakukan pembinaan bersama terhadap anak didik.
Orang tua mengharapkan anak agar disiplin, tekun, beradab dan memiliki rasa tanggung jawab dengan tugas dan perannya, maka pihak sekolah juga berharap bahwa anak mendapatkan aturan dan ketentuan yang sama di rumah, saling mendukung dan mengikat, berkesinambungan agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Tak ada sekolah yang sempurna tanpa masalah. Ada saja kasus anak didik di usia remaja yang timbul. "Sekolah ini adalah sekolah pembinaan, Bapak dan Ibu. Mari kita sama-sama membimbing dan membina anak kita agar memiliki akhlak yang baik," demikian Kepala Sekolah berpesan kepada kami.
***
Orang Tua adalah Guru di Rumah yang disampaikan oleh Ustadzah Hayati Fashiha Lubis, Lc. MAÂ bahwa dalam mendidik dan membina anak-anak, kita perlu mengedepankan adab.
Dalam kajian parenting dengan judulUntuk menuntut ilmu, perlu pengetahuan tentang adab dan akhlak yang baik.
Penyebab penyimpangan akhlak pada anak, bisa terjadi karena orang tua yang membebaskan anak bergaul dengan siapa saja, tanpa memeriksa atau mengetahui dengan siapa dan bagaiman pergaulannya.
Kurangnya pengawasan orang tua berkenaan penggunaan media sosial anak zaman sekarang, akses internet yang tidak terkontrol sehingga anak menyaksikan adegan romantis dan erotis, menggampangkan hijab dan lain sebagainya. Apalagi anak memiliki gawai sendiri dan bisa kapan saja mengakses media sosial.