Saya putuskan untuk memilih, mana yang benar-benar efektif bisa saya ikuti untuk aktivitas sehari-hari, dan mana yang sekiranya saya masih bisa silaturahim melalui jalur pribadi.
Tak semua grup bisa saya ikuti, karena malah memberatkan memori dan penggunaan aplikasi lainnya. Saya akui, WA adalah aplikasi yang lebih sering saya gunakan dibanding Telegeram yang lebih saya gunakan pada channel-channel komunitas saja.
Selain itu, tidak mudah bagi saya memaksakan diri mengingat semua kenangan atau kejadian bersama kawan semasa sekolah. Lagian, pergaulan saya dengan sahabat dekat hanya bisa dihitung tak lebih dari lima jari. Itupun kadang masih ada yang lupa saat mereka mengingatkan peristiwa unik dan lucu bersama saya.
Bisa jadi saya memang mengingat pula dari sisi memori yang tersimpan di benak saat mereka berbagi kisah. Namun, saya menghindari obrolan yang kurang berkenan untuk dikenang dan telah diupayakan untuk dilupakan.
Saya malu sendiri, apabila di dalam grup yang sama sekali saya tidak ketahui cerita ujung pangkalnya, hanya bisa menyimak tanpa memberikan komentar apa-apa. Jikalau membahas kekinian tentang keadaan kawan A, B atau si C, saya berusaha keras mengingat siapa saja mereka, belum tentu saya bisa langsung terkoneksi menemukan jawabannya.
Maklum, kadang dalam satu grup terdiri dari alumni satu angkatan dengan kelas-kelas paralel masa sekolah didalamnya. Aih, satu kelas saja belum tentu ingat semua, terlebih tiap tahun berganti alias rolling siswa. Lagi-lagi, saya hanya bisa mengingat semampu dan sebisa saya, sebatas sahabat yang benar-benar akrab.
***
Kini, WAG yang ada dalam daftar aplikasi saya, berisikan grup yang memang saya aktif saja. Seperti komunitas penulis, pembelajar, kajian dan tadabbur, keluarga besar, alumni kawan kerja dan alumni masa kuliah.
Sahabat dan kawan saya lainnya, terkadang menyapa via japri di saat mampir membaca status WA. Hal itu sangat membahagiakan.Â
Melawan lupa melalui reuni memang ada manfaatnya. Mengingat kembali masa-masa perjuangan sekolah dan kehidupan bersama kawan yang seiring sejalan meraih cita-cita. Namun, saya pun membatasi diri untuk tidak mengikuti semua ajakan WAG.
Kepada seluruh sahabat saya, para kompasianer dan pembaca sekalian dimanapun berada, salam sehat, ya! Teruslah bahagia!