Berbeda halnya dengan WAG Alumni Komunikasi FISIP UNDIP angkatan 1991 yang saya ikuti. Beberapa tahun sebelumnya, saya pernah masuk dan mengikuti percakapan dengan mereka. Namun karena sesuatu dan lain hal, saya memutuskan keluar dari grup.Â
Kini setelah hampir setahun saya kembali masuk, ada suasana yang berbeda dari obrolan-obrolan sebelumnya. Saya lebih nyaman dengan sapaan dan saling mendoakan dari kawan seangkatan. Mereka berbagi momen saat aktivitas reuni, membantu mengingatkan saya juga tentang teman-teman lain yang kadang saya terlupa nama tapi teringat wajahnya.Â
Apalagi di beberapa bulan belakangan ini, kawan seangkatan melakukan perjalanan wisata bersama dalam rangka reuni mini ke beberapa tempat seperti Nepal Van Java di daerah Temanggung, berkumpul di Kota Semarang, ngobrol asyik di tempat nongkrong di Jakarta, bahkan silaturahim ke kawan-kawan yang tinggal di Yogyakarta, serta tempat lainnya yang sekiranya bisa melepas kangen.
Sayangnya, di setiap acara reuni akbar satu angkatan pada usia ke-10, ke-20 dan kini yang ke-30 angkatan 1991, saya  belum pernah bisa hadir membersamai bertatap muka langsung dengan mereka. Bersyukur bisa jumpa via reuni mini sekedarnya, saat saya mudik dalam rangka acara keluarga.
Kenang-kenangan menginjak tahun ke-30 angkatan kami, menghasilkan kolase foto wajah kami masing-masing dalam bentuk kartun. Seru!
Mengingatkan kembali akan keberadaan kawan seperjuangan masa kuliah, baik yang sudah berpulang keharibaan Allah SWT, maupun yang kini senantiasa sehat wal afiat.
***
Bagaimana dengan WAG alumni sekolah dasar, menengah pertama dan menegah atas?
Jujurly, hanya WAG alumni SMP yang sempat saya ikuti beberapa bulan saja dan memutuskan untuk keluar dari grup.Â
Selain karena tablet saya sebagai perangkat aplikasi WA kurang sesuai dan sepenuhnya mendukung untuk pengoperasiannya secara maksimal, juga karena untuk meminimalisir jumlah WAG yang saya ikuti.Â