Selain itu, pilih yang 'klik' dengan anak seperti lingkungan kursus, guru pengajar dan teman-temannya. Hal ini sangat penting mengingat yang menjalani kegiatan les adalah anak itu sendiri.
Ketiga, jangan menuntut anak untuk selalu juara, mendapatkan ranking terbaik atau nilai memuaskan selama mengikuti les di bimbel tersebut. Yang penting, anak senang dan nyaman belajar bersama bimbelnya, tidak beban, dan mengerti atau paham dengan penjelasan guru pembimbing.
Pada bagian akhir, Ibu Audrey memberikan saran dan kesannya kepada Sinotif yang telah membantu Matthew dan anak-anak les lainnya, agar terus mempertahankan sistem yang sudah berjalan dan diterapkan dengan baik, menjaga performa bimbingan belajar yang telah terlaksana selama 21 tahun ini, karena sudah bagus sekali.
Saya sebagai penulis dapat menyimpulkan bahwa kunci utama kesuksesan bimbel adalah komunikasi antara anak selaku peserta bimbel, guru pembimbing selaku pendamping belajar, dan orangtua selaku jembatan untuk anak dan pihak bimbel, sehingga pelaporan detail dari hasil belajar setiap selesai les adalah hal yang penting dan berguna dalam memantau kemampuan anak.
Bagi pembaca Kompasiana yang berminat mengetahui lebih detail tentang Bimbingan Belajar Sinotif yang memiliki tagline Bimbel Online Rasa Tatap Muka, silakan bisa kunjungi web resmi di Sinotif.com
Semoga bermanfaat.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H