Suami melihat kegelisahan saya. Akhirnya, beliau bergegas membereskan berkas, lalu kami pamit kepada rekan kerjanya yang masih lanjut lembur.
Saya tak tahan lagi. Meminta kepada suami untuk mengambil jalur jalan lain menuju perjalanan pulang. Suami mengiyakan. "Jangan tersugesti, Bun. Berdoa saja," suami berusaha menenangkan.
***
Saat bangun sahur dini hari, kepala saya akit luar biasa, pening tapi berat sebelah. Leher kaku, pundak terasa berat. Saya tetap sahur, sholat subuh dan tilawah.
Pagi hari hingga sore, kepala semakin berat, saya hanya bisa tiduran dan hanya beraktivitas ringan di rumah.
Ketika berbuka, memang agak ringan. Namun kembali berat dan pening saat malam hingga pagi lagi. Kejadian ini berlangsung hampir 3 hari lebih. Puncaknya, saat ubun-ubun saya makin berat dan ngilu, semuanya berpusat di kepala dan leher. Saya sempat menangis karena gak tahan dengan hal tersebut.
Berusaha menghilangkan dengan creambath di salon, juga betimung (luluran dan mandi uap), ternyata tak mengurangi beban sakit kepala.
Akhirnya saya meminta bantuan teman kakak yang pernah belajar aktif Reiki (terapi alternatif yang menggunakan tenaga energi). Pernah sekali - dua kali saya meminta bantuan beliau saat mengalami hal yang sama ketika ada kejadian aneh. Itupun sudah berlalu lama.
***
Pagi hari saat Dhuha, ditemani oleh suami, kami datang ke rumah beliau. Cukup kaget melihat wajah saya, katanya. Tidak sesegar biasanya. Entahlah, saya sih cuek saja. Mungkin karena beberapa haris aya merasa sangat kelelahan, kesakitan, dan lemas seperti tak bertenaga.
Setelah menyampaikan kejadian yang saya alami, singkat cerita, saya duduk bersila di lantai beralas karpet kecil, membelakangi beliau yang duduk di kursi.