Semangat pagi, Pembaca Kompasiana yang bugar dan sehat!
Semoga kabarnya bahagia dan ceria bersama keluarga. Bagi Anda yang sedang kurang sehat, yakinkan diri agar segera pulih kembali ya. Aamiin.
Semalam jelang tidur, saya sempat membaca artikel masakan dari Bunda Siti Nazarotin - Kompasianer yang baru saja mendapatkan verifikasi centrang biru - yang mengunggah Sayur Bening Bumbu Kunci. Wah, pas banget dengan selera keluarga saya setiap kali saya mengolah sayur bayam dengan olahan seperti beliau.Â
Teringat hari Jumat lalu saya juga memasak sayur yang sama dengan lauk Tempe Tahu Bacem Manis Gurih. Nah, hari ini saya berbagi resep sederhana keluarga kami.
Dalam mengolah tahu dan tempe menjadi masakan bacem yang manis dan gurih, selain menggunakan kecap manis, saya memilih menambahkan gula jawa (gula merah) sebagai penambah cita rasa.
***
Seperti yang dilansir oleh Wikipedia, Gula aren atau Gula Merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Gula aren biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan.
Gula aren dijual dalam bentuk endapan padat, dengan cetakan batok kelapa. Gulo saka, sebutan untuk gula merah tebu bagi masyarakat Minangkabau. Gula aren versi bubuk sering pula disebut sebagai Gula semut atau Gula Kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tanah.
Dalam setiap 100 gram bahwa gula merah mengandung:
- kalsium: 90 mg
- zat besi: 4 mg
- sisanya karoten
- Vitamin A, B12, C
- Float
- Garam mineral
- Protein kasar.
Dalam memasak dan membuat makanan, gula jawa lebih sering digunakan daripada gula aren. Alasannya, karena aroma gula jawa tidak terlalu kuat. Sehingga tidak akan mengalahkan aroma asli dari bahan makanan utama.
Namun, ternyata ada perbedaan antara gula jawa (gula merah) dan gula aren, lho. Selengkapnya bisa di simak pada referensi yang saya sertakan di akhir artikel ya.
Baiklah, lakimares, Pembaca! Langsung kita mainkan resepnya!
***
Bahan utama:
- Setengah papan tempe, potong ukuran sesuai selera.
- Tahu putih atau tahu kuning, potong ukuran sesuai selera.
- 1 blok gula jawa, iris tipis
Bumbu yang dihaluskan:
- 8 bawang merah
- 4 bawang putih
- Ketumbar butir
Bahan tambahan:
- 500 ml air (lebih nikmat jika menggunakan air kelapa)
- Asem jawa yang dilarutkan dengan air
- 7 lembar daun salam
- 1 ruas lengkuas, kupas kulit, ditumbuk kasar (geprek)
- Garam
- Kaldu jamur
- Kecap manis
- Minyak untuk menumis dan menggoreng.
Cara memasak:
1. Haluskan bumbu, panaskan wajan, tuang sedikit minyak. Tumis bumbu hingga harum.
2. Masukkan tempe, aduk rata bersama bumbu. Tuangkan air (atau air kelapa) ke masakan. Aduk rata.
3. Masukkan tahu, aduk perlahan. Tuangkan air perasan asem jawa, kecap dan irisan gula jawa. Aduk rata secara perlahan agar tahu tidak hancur.
4. Masukkan daun salam dan lengkuas geprek. Bubuhkan garam dan kaldu jamur secukupnya. Aduk rata. Tutup wajan. Biarkan selama 15 menit.
5. Cek rasa, aduk rata kembali. Tutup kembali wajan sampai air sedikit menyusut. Jika sudah terasa gurih dan manis, matikan kompor.
6. Setelah bumbu meresap selama 2 atau 3 jam, tempe dan tahu bacem siap di goreng.
7. Goreng tahu dan tempe hingga coklat pekat, angkat, tiriskan, siap dihidangkan di piring saji.
Hasilnya, alhamdulillaah, Tempe Tahu Bacem Manis Gurih akhirnya terhidang untuk lauk makan siang dan malam bagi keluarga kami, ditemani segarnya sayur bening. Nikmat bersama sambel ulegan sendiri.
Inilah menu sederhana keluarga kami, tetap bahagia dan ceria hati menyantapnya dengan keadaan kesehatan yang terjaga. Semoga demikian juga dengan para pembaca Kompasiana yang selalu taat protokol kesehatan.
Selamat mencoba!
Salam sehat selalu.
***
#hanyadiKompasiana
#ResepSiskaArtati
#Tulisanke-227
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H