Semangat pagi, Pembaca Kompasiana yang selalu berseri! Salam aejahtera untuk kita, ya!
Bagaimana cuaca di kota Anda? Suasana di Kota Tepian Mahakam saat ini bergelayut mendung meski tak berarti hujan. Kemarin jelang sore sempat panas cerah, matahari nampak gagah, namun kemudian hujan menyapa setelah bernaungan awan gelap.
Karena hawa dingin itulah, maka saya bersegera meracik bumbu masakan yang sudah disiapkan bahan-bahannya sejak sabtu lalu. Baru bisa tereksekusi di ruang dapur di sore ahad kemarin.
Ya, sudah lama saya nggak bikin seblak. Ketika membaca artikel yang diunggah oleh Mbak Fatmi Sunarya - Kompasianer yang saya kagumi dengan puisinya - berjudul Seblak Menggebrak, saya pun tertarik menggunggah resep ala Siska Artati, hehehe.
Awalnya saya belajar masak seblak dengan langsung praktek bersama para sahabat anak gadis di rumah kami. Saya berusaha mengingat bahan, bumbu dan tahapan memasaknya. Seminggu kemudian saya bikin lagi, sekedar mengingat cara-caranya.Â
Eh, kemarin sempat terlupa, sampai tanya dulu nih ke sahabat anak gadis yang sedang belajar di pondok. Untunglah dia boleh pegang HP saat akhir pekan. Baiklah, supaya saya ingat kembali, maka lebih baik dituliskan saja di akun kompasiana ini.Â
***
Seblak adalah makanan Indonesia yang dikenal berasal dari Bandung, Jawa Barat yang bercita rasa gurih dan pedas. Terbuat dari kerupuk basah yang dimasak dengan sayuran dan sumber protein seperti telur, ayam, boga bahari, atau olahan daging sapi, dan dimasak dengan kencur.
Makanan yang bertekstur kenyal ini memiliki rasa yang pedas dan menyegarkan, serta memiliki beberapa variasi, baik rasa maupun bahan tambahan juga kemasan penjualan. Selngkapnya bisa disimak di Wikipedia