Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bukan Lulusan Keguruan dan Pendidikan, Kok Ngajar?

26 Maret 2021   08:59 Diperbarui: 28 Maret 2021   07:54 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA), saya memilih jurusan IPS. Rasanya dunia runtuh kalau enggak belajar not balok dengan serius dan kehilangan waktu dengan tidak belajar bahasa Inggris. Dua mata pelajaran favorit teratas, selain bahasa Indonesia dan pelajaran lainnya. Itulah saya di era Dilan. 

Selama dua tahun berada di jurusan IPS, sampailah saya untuk memutuskan jurusan apa yang akan di pilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi.

Banyak pertimbangan yang disampaikan oleh kakak dan ibu. Sebagai anak bungsu dan manut dengan biaya kuliah yang akan ditanggung oleh mereka, saya harus mendengarkan nasihat dan masukan.

"Nduk, nilai bahasa Inggris dan bahasa Jermanmu selalu bagus, hampir selalu di atas delapan. Kekuatanmu ada di situ. Kamu tuh kayak bapakmu, seneng cas-cis-cus, percaya dirimu yo tinggi. Dari kecil dulu, kamu yang lebih sering diajak bapak kalau ada tamu dari luar negeri. Telingamu sudah terlatih dan terbiasa mendengarkan bahasa asing. Kamu kan cepet nangkep pelajaran bahasa. Ibu lebih seneng kamu ambil salah satunya. Dah, di IKIP aja, terserah ambil yang mana."

Saya masih ingat debat panjang dengan ibu. Singkat cerita, saya memutuskan dan meminta restu pada beliau untuk mengambil jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Keputusan ini saya ambil dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan ini. 

Sepertinya ibu memberi restu dengan setengah hati. Ada kekhawatiran jika saya tak bisa menyelesaikan studi di sana, lantarakan kakak laki-laki saya pernah kuliah di jurusan tersebut (dahulu namanya Publisistik), tidak menyelesaikannya karena sesuatu dan lain hal.

Akhirnya, dengan bekal diterima sebagai mahasiswa melalui jalur Penerimaan Seleksi Siswa Berpotensi (PSSB) pada jurusan Komunikasi, Ibu memberikan restu sepenuhnya dan meminta saya agar belajar sebaik-baiknya. Harapan orangtua satu-satunya sejak ayah berpulang, maka saya bertekad mempersembahkan sarjana untuk beliau.

Prosesi Wisuda Fakultas (Sumber di olah In-Collage, Dokumentasi pribadi)
Prosesi Wisuda Fakultas (Sumber di olah In-Collage, Dokumentasi pribadi)


Alhamdulillah, saya berhasil lulus dan wisuda didampingi beliau dan kakak ipar saya yang selama ini membantu biaya kuliah. Sungguh sebuah keharuan, ibu masih sehat kala itu dan saya memenuhi janji kepadanya untuk menjadi sarjana. 

Tak dipungkiri, sebuah kebanggaan bagi orangtua bisa memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengikuti pendidikan lebih tinggi, dengan segala biaya, usaha dan pengorbanan. Karena itulah, saya pun sempat bekerja semasa menyelesaikan studi agar bisa meringankan biaya hidup di kota rantau yang pernah saya ceritakan di sini, silakan disimak ya, pembaca.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun