Dengan demikian kita layak untuk bisa berutang.
Kedua, harus melihat diri kita, layak atau tidak untuk berutang. Ya, kita lihat dulu nih, utangnya untuk keperluan apa? Yang perlu dihindari adalah utang konsumtif
Utang konsumtif adalah utang yang nilainya akan terus berkurang seiring berjalannya waktu yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi dan tidak berdampak atau berpotensi menambah pendapatan atau penghasilan yang dimiliki. Contohnya Anda pengen beli kamera seharga dua puluh juta, tapi hanya buat gaya-gayaan, ya lebih baik urungkan untuk membeli dengan cara berutang.Â
Berbeda halnya ketika Anda berniat membeli untuk keperluan usaha di bidang jasa pemotretan, seperti untuk keperlyan foto wisuda, pernikahan, acara seminar, travel blog, dan lain-lain yang mengalirkan penghasilan di dompet Anda.Â
Nah, dari penghasilan tersebut, Anda bisa sisihkan sebagian dana untuk membayar cicilan pembelian kamera. Nah, utang seperti ini bisa disebut dengan utang produktif, yang artinya utang untuk keperluan bisnis atau investasi, yang memiliki manfaat karena nilainya selalu bisa bertumbuh dari waktu ke waktu. Jenis utang ini sangat membantu Anda untuk menghasilkan uang dan membantu untuk berinvestasi.
Ketiga, kita lihat dari kesiapan mental, dari sisi psikologis atau sisi non teknis dalam berutang
Bagi sebagian orang, utang bisa memacu adrenalin seseorang. Semisal ada orang yang sedang menjalankan bisnis, dan ketika dia berutang untuk menjalankan bisnisnya, ia semakin bersemangat dalam bekerja dan mengupayakan beragam cara agar bisnisnya berkembang dengan mencari modal baru yang diperoleh dari pinjaman. Kerjanya jadi semakin produktif. Namun adakalanya pada satu titik, usahanya mengalami penurunan hingga anjlok, biasa disebut dengan financial distress.
Pada posisi inilah, utang bisa "menghantui" keadaan keuangan karena porsinya yang terlalu besar.Â
Meski ada kemampuan membayar, pada saat itulah ia harus menurunkan posisi utangnya. Mungkin yang biasanya cicilan utangnya satu juta per bulan, misalnya, maka bisa melakukan percepatan pelunasan, dibesarkan pembayarannya untuk mengatasi stres keuangan.
Selain itu, dengan berutang, maka harus siap-siap juga menambah stakeholder, yaitu orang lain yang berusuran dengan bisnis kita atau urusan keuangan kita, seperti pihak bank atau kreditor.Â
Nha, apakah kita siap bertambah urusan dengan orang-orang atau pihak baru tersebut? Karena jika kurang kesiapan menghadapi hal non teknis ini, sebagian orang bisa jadi gila akibat tekanan stres yang dialami dalam berutang dan berurusan dengan orang baru.Â