Kedua, ketika target membaca Alquran tidak tercapai, berikut target-target ibadah lannya.
Selama ini, boleh jadi  kita mengaji dan mentadabburi Alquran hanya ketika waktu senggang, di sela-sela waktu, diakhir atau sisa waktu, belum pada kondisi menyediakan waktu khusus berasyik-masyuk dengan Alquran. Maka sebelum menyambut bulan mulia tersebut, ada baiknya kita menikmati kembali ayat-ayat cinta-Nya dengan merutinkan tilawah, mengulang kembali hafalan yang kita miliki, menyimak tadabburnya, membaca tafsirnya dan ibadah lainnya berkaitan dengan Alquran.Â
Berharap bahwa pada tahun ini, Allah berikan keberkahan pada kita, karena Ramadhan adalah bulan turunnya Alquran dan kebaikan dari Lailatul Qadar.
Jika selama ini sehari tilawah sebisa dan semampunya mendapatkan beberapa halaman atau lembar, kita bisa berlatih untuk meningkatkannya menjadi satu hari satu juz bahkan lebih, agar target tilawah di bulan ramadhan bisa tercapai khatam lebih dari satu kali.
Allah Ta'ala berfirman,
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)"Â QS. Al Baqarah : 185
Sedangkan keutamaan membaca Al-Quran sangat banyak dijelaskan, salah satunya adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam,
"Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan "alif lam mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf"Â (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami', no. 6469)
Ketiga, berpuasa tetapi mulut atau lisannya masih terus berkata tidak baik, tidak mampu menghalangi lisannya berbicara yang kurang baik.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan jangan teriak-teriak, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan "Sesungguhnya aku sedang berpuasa." (HR. Bukhari 1904 & Muslim 1151)
Keempat, berpuasa tetapi tidak menjaga matanya dari hal-hal buruk.
Orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, selain dia berpuasa menahan haus dan lapar, juga mendidik matanya atau pandangannya untuk berpuasa. Matanya selalu dipelihara agar tidak memandang apa-apa yang diharamkan oleh Allah swt, sehingga dia selalu menutup rapat-rapat pandangannya dari hal-hal yang dilarang.
Kelima, ketika malam-malam ramadhan tidak ada bedanya dengan malam-malam di luar ramadhan, yang harusnya menghidupkan malam dengan sholat tarawih, qiyamul lail, taddarus dan menghidupkan sunnah lainnya.Â
Keenam, Jika saat berbuka puasa, melahap apa saja yang jadi keinginan kita. Hal ini menjadikan kita kurang memaknai tujuan berpuasa. Hanya sekedar mengetahui betapa tidak enaknya seseorang ketika lapar ataupun haus. Semua makanan dipersiapkan sebanyak-banyaknya untuk bisa dinikmati saat berbuka.Â
Padahal justru dengan berpuasa inilah, kita juga dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang lapar, haus dan tidak punya apa-apa. Kita akan bisa mengerti dan memahami keadaan lingkungan orang-orang sekitar yang hidup serba kekurangan.Â