Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kalimantan Timur, Uniknya Takkan Luntur

3 Februari 2021   11:45 Diperbarui: 8 Februari 2021   06:22 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Desa Budaya Pampang.

Kenang-kenangan  berpose di depan Lamin Adat Desa Budaya Pampang tahun 2010. (Dok.Pri)
Kenang-kenangan  berpose di depan Lamin Adat Desa Budaya Pampang tahun 2010. (Dok.Pri)

Desa Pampang terletak sekitar 17 Km arah Utara dari Terminal Lempake, Samarinda. Kawasan wisata budaya ini merupakan hasil migrasi penduduk Desa Long Lis Apo Kayan Kabupaten Bulungan pada tahun 1973. 

Daya tarik utama yang dapat disaksikan adalah rumah adat Lamin (artinya rumah), tari-tarian, wanita dayak telinga panjang, upacara adat serta kehidupan sehari- hari Suku Dayak Kenyah secara lebih dekat dimana mayoritas mata pencahariannya bercocok tanam. Jumlah penduduk desa sekitar 750 Jiwa.

Untuk menuju ke Desa Budaya Pampang, kita dapat menggunakan transportasi darat (angkot) Trayek Samarinda -- Sei Siring, sampaikan kepada sopir bahwa anda turun di Pampang, ataupun dapat juga menggunakan ojek atau kendaraan sewa.

Dalam ingatan saya, kurang dari enam kali saya berkunjung ke sana, dalam rangka kunjungan dan urusan kerja saat saya masih berkerja di perusahaan tambang batubara. 

Juga melakukan pertandingan olahraga persahabatan dengan penduduk sekitar di sana. Foto yang saya tampilkan adalah pose bersama kawan sesama karyawan jelang mengundurkan diri bekerja sebagai sekretaris di sebuah PMA Batubara.

Saya terpesona dengan tarian dan busana yang dikenakan para penari. Dengan penuh manik dan hiasan helai-helai bulu burung besar. 

Biasanya kegiatan ini digelar saat ada perhelatan atau jamuan tamu di tempat mereka. Tariannya yang awalnya disuguhkan lemah lembut, makin lama gerakannya menjadi dinamis sesuai iringan musik.

2. Bukit Bengkirai

Canopy Bridge di Bukit Bengkirai, Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (sumber gambar: www.getborneo.com)
Canopy Bridge di Bukit Bengkirai, Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (sumber gambar: www.getborneo.com)
Objek Wisata dengan suasana Hutan Hujan Tropis ( Tropical Rain Forest ) sudah sangat jarang di temui. Di pulau-pulau tertentu bahkan sudah tidak memiliki hutan lagi dan dipenuhi dengan rumah-rumah penduduk. di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, sebuah obyek wisata Hutan Hujan Tropis yang lebih sering di kenal dengan Bukit Bangkirai memiliki Hutan Hujan tropis yang masih sangat alami.

Dengan luas sekitar 1.500 hektar ini memiliki pemandangan yang tidak biasa, pohon-pohon yang tumbuh di hutan ini kebanyakan adalah pohon Bangkirai yang memiliki ketinggian mencapai 40 hingga 50 meter dan berdiameter 2,3 meter dan sudah hidup lebih dari 150 tahun. Itulah alasan kenapa hutan ini dinamakan dengan Bukit Bangkirai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun