Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Kancil Taubat

7 Januari 2021   12:11 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:15 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Tiga hari berlalu. Tubuh Singa terasa payah. Lebam hampir sekujur tubuh. Dia hanya berdiam diri di gua. Para tupai tetangganya, rajin memberikan minuman air kelapa pelepas dahaga. Harimau membawakan sejumlah daging untuk makan keperluannya menyembuhkan diri.

Saat mereka tengah berkumpul di mulut gua, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran Ular, Monyet, dan Kancil.
Harimau memamerkan taringnya. Terlihat amat kesal dengan Kancil yang telah berbuat jahat pada sahabatnya.


"Apa maumu kemari, Kancil! Teganya kau berlaku begitu pada sahabatku!" Sergahnya membuat Kancil pucat.

"Tahan amarahmu, Harimau!" Tupai tua menghadang  Harimau yang hendak mencengkram Kancil.

"Aku menemukan dia di lubang perangkap," Monyet mulai membuka cerita.
"Rupanya sejak kejadian Kancil nge-prank Singa, ia terperosok ke dalam lubang perangkap yang cukup besar di hutan. Aku mendengar suara rintihannya di suatu malam. Ternyata sudah seharian dia terperangkap. Kubantu membuka jaring-jaring di atas lubang, tapi tak kuat mengangkatnya. Untunglah, Ular datang membantu menyeretnya hingga permukaan." Monyet bercerita sambil mengunyah pisang yang dibawanya.

"Aku telah mendengar kejahilan Kancil padamu, Singa." Ular menatap tajam pada Kancil yang tertunduk malu. Singa masih terdiam menahan amarahnya.
"Maka ketika aku turun ke liang perangkap, kulilitkan tubuhku padanya. Ia merintih dan sesak napas. Terbata mengucap maaf dan berjanji tidak akan berbuat jahil." Sambungnya dengan mendesis. "Sesusai janjinya padaku, kubantu dia keluar dari liang."

Semua mata memandang Kancil. Si Gempal bertotol putih itu perlahan memberanikan diri mengangkat wajahnya.


"Maafkan aku, Singa. Aku hanya bermaksud canda saja. Kupikir gong besar itu benar-benar bisa mendatangkan makanan lezat seperti mimpiku sebelumnya. Maaf, telah membuatmu menjadi lebih gemuk sedemikian rupa gara-gara ulahku!" Masih terbata-bata, sempat-sempatnya Kancil menyindir tubuh Singa yang masih lebam. 

Ia tersentak! Singa mengaum menerjangnya dan mengunci lehernya. Kancil mencicit kesakitan. Semua memandang dengan jeri!

"Masih untung kau hidup, Kancil! Apa jadinya jika kau jadi santapan hari ini?" Singa melotot tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun