"Kalau kau tak percaya, ya sudahlah. Lebih baik aku pergi dari sini dan memberitahu kawan lain yang mau mendapatkan keajaiban itu." Lanjutnya sembari berjalan menjauh.
"Hei, tunggu dulu!" Singa menghardik Kancil.
"Kau juga butuh makanan, kan? Kita pukul sama-sama gong-nya." Singa tertarik juga dengan ucapan Kancil.
"Gong itu bisa mendatangkan makanan jika dipukul tanpa kawan lain mengetahuinya. Kenapa? Ya, itulah rahasianya. Bersyukurlah aku memberitahumu. Makanya tadi aku kesini, berharap kau pergi dan aku saja yang memukulnya." Kancil berlagak dengan mimik sok kesal.
"Baiklah, kalau begitu kau saja yang enyah dari sini. Kau sudah menggangu tidurku, biar aku saja yang menikmati makanan itu nantinya." Singa bangkit dan mengambil kayu tak jauh dari pohon besar tempatnya berteduh.
"Oke, Singa! Selamat menikmati gong ajaib. Pukul lah saat aku benar-benar telah jauh darimu! Cukup kau bersuara menyebut namaku. Jika aku masih menyahut, jangan kau pukul gong-nya. Sekali lagi, selamat menikmati!" Kancil berlari kecil, melambai dengan senyum licik kepada Singa yang tak menyadari akal bulusnya.
Singa tak sabar, ia mulai merambah dahan terdekat untuk menggapai gong besar yang terayun perlahan. Kayu besar telah siap digenggam.
"Kancil, apakah kau dengar suaraku?" Aumannya bergaung seantero lembah.
"Ya, aku dengar. Aku belum terlalu jauh, lah!" Singa mendengar balasan Kancil lamat-lamat.
Beberapa menit jeda, "Kancil, apakah kau dengar suaraku?" Kembali suaranya mengaum.
"Masih, Nga! Kau dengar sahutanku?" Suara Kancil samar terdengar ke telinga Singa.
Tak sabar, Singa bertanya kembali sambil bersiap mengayunkan kayunya.
"Kancil, apakah kau masih dengar suaraku?" Lebih bergema dan gaungnya memantul dari ilalang di sekitarnya.
Tak terdengar suara apapun, hanya deru angin mengantarkan hembusan kuat ke pohon besar.
Singa pun segera dengan kuat memukul gong besar.Â
Buuk!!
Dan, astaga!
Lebah-lebah berhambur dari sarangnya. Mereka mengamuk atas hancurnya rumah yang dihuninya beberapa pekan. Mata nyalang menatap musuh, posisi membentuk formasi, tanpa ampun langsung menyerang Singa!
Terkejut bukan kepalang, belum siap dengan keadaan yang berbalik ricuh. Singa melempar kayu, berusaha melarikan diri. Suara dengung pasukan lebah membuatnya tunggang langgang. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Sejauh dia berlari, lebah menyerangnya bertubi-tubi.Â
Syukurlah ia menemukan telaga, menceburkan diri sembari menahan sengatan perih