Pertanyaan kelima telah genap dijawab. Bukan dengan lisan atau tulisan, tapi dengan perbuatan. Ia tunaikan tugasnya malam itu sebagai ulama yang sesungguhnya, memimpin di garis terdepan melawan kezaliman dan kemungkaran. (Selengkapnya di halaman 527-540)
Hikmah yang bisa dipetik dari novel ini.
1. Setiap permasalahan yang datang, selalu ada solusi yang bisa menyelesaikannya. Dengan selalu merujuk kepada tuntunan Allah SWT dan RasulNya, in syaa Allah petunjuk dan oemecahan masalah senantiasa ada.
2. Selalu belajar dan haus ilmu dimanapun berada, kapanpun waktunya dan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Sampaikanlah, walaupun satu ayat Demikianlah, Rasulullaah menyampaikan amanat.
Yang belum tahu belajar kepada yang sudah tahu. Bagi yang sudah tahu bisa mempertajam pengetahuannya dengan berdiskusi satu sama lain. Jangan berkecil hati jika masih faqir ilmu, masih dangkal pengetahuan. Mata air yang dangkal, tetap saja bermanfaat jika jernih dan tulus. Tetap segar airnya.
3. Kita terhubungkan bukan saja karena satu perjalanan menuju Tanah Suci. Bukan saja kita senasib berada dalam satu kapal disini. Tetapi yang penting, kita satu saudara, sesama muslim. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa rupawan paras kita, seberapa tinggi kedudukan dan derajat kita. Tidak peduli di kabin kelas berapa kita sekarang tinggal di kapal ini dan seberapa banyak bekal yang dibawa. Kita semua satu, saudara muslim (hal. 55).
Di atas kapal ini, entah dia bangsawan atau hamba sahaya, entah dia kaya raya atau miskin, bekuasa atau tidak, nasibnya akan sama ketika badai datang. Tidak ada pengecualian. (Hal.99)
Saya selaku pembaca menyimpulkan bahwa dunia ini ibarat kapal. Dipenuhi oleh manusia dengan berbagai karakter dan perangainya, dengan segala apa yang disandangnya. Dengan segala harapan dan cita-citanya.Â
Siapapun kita dengan latar belakang suku, agama, ras, antargolongan, kita semua sama. Makhluk ciptaan Allah yang sedang dalam perjalanan untuk kembali ke haribaanNya dengan bekal amal yang kita lakukan. Ketika hari akhir tiba dengan segala gemuruh dahsyatnya, tak ada pengecualian bagi manusia untuk menghindarinya.
Begitu juga dengan jabatan, pangkat, tugas dan kewajiban masing-masing di kapal tersbeut, adalah bentuk mini dari gambaran besar tanggung jawab kita di dunia sesuai peran kita masing-masing. Semua kelak kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah.
4. Penulis novel ini pun memberikan motivasi dan menginsipirasi saya (lagi-lagi, inilah puzzle kehidupan yang mengantarkan saya pada pelatihan kepenulisan):
"Menulis adalah salah satu cara terbaik menyebarkan pemahaman. Ketika kita bicara, hanya puluhan atau ratusan orang saja yang bisa mendengar. Kemudian hilang di telan waktu. Tapi tulisan, buku-buku, bisa di baca oleh lebih banyak lagi. Satu buku bisa dipinjam dan dibaca berkali-kali oleh orang berbeda, apalagi ribuan buku. Dan jangan lupakan, buku bisa abadi. Terus diwariskan dan dicetak kembali. Itu sangat efektif untuk membagikan pemahaman baik." (Hal.501-502).