Mohon tunggu...
siska
siska Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Drama "Kereta Kencana" dengan Kajian Stilistika

24 Desember 2022   00:14 Diperbarui: 24 Desember 2022   00:54 4203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ANALISIS DRAMA  "KERETA KENCANA" KARYA W.S RENDRA

Naskah  kereta kencana merupakan naskah karya WS Rendra. Naskah kereta kencana ini diambil dari naskah asli yaitu Les Chaises karya Eugene Ionesco. WS Rendra menyusun kembali naskah ini tanpa menghilangkan garis besar ceritanya sehingga muncul naska kereta kencana. Naskah drama kereta kencana pertama kali dipentaskan pada tahun 1961 di Yogyakarta dengan pemain WS Rendra danpemain wanitanya Ken Zuraida. Naskah Les Chaises dan naskah kereta kencana sangat berbeda. Dari segi halaman naskahnya lebih banyak naskah kereta kencana karena, bentuk bahasa dalam naskah kereta kencana telah dikembangkan oleh WS Rendra ke dalam bentuk drama.

Kereta kencana menceritakan tentang pasangan suami istri yang hidup berdua saja. Pasangan suami istri ini membicarakan tentang sebuah kereta kencana yang setiap hari terdengar. Pasangan suami istri diceritakan dalam naskah sudah lanjut usia. Seorang wanita tua mencari suaminya dengan membawa lilin dan ternyata kakek Hendry suaminya sedang duduk sendirian di dalam kegelapan. 

Sang istri meminta suaminya untuk menyalakan lampu dan menutup jendela karena udara di luar dingin dapat menyebabkan masuk angin. Sang istri menanyakan pada suaminya apakah mendengar juga suara kereta kencana yang datang. Dan berpikiran apakah malam ini pasangan suami istri ini akan mati dijemput dengan kereta kencana.

Pasangan suami istri yang sudah lanjut usia ini bercerita mengenang masa mudanya sambil tertawa. Namun keceriaan mereka hilang, mereka mulai menyesali hidup dan menangis. Walaupun mereka telah lama menikah, mereka belum dikaruniai seorang anak sehingga mereka hanya hidup berdua saja. Pasangan suami istri ini mulai bercerita mengenang masa muda yang telah berkeliling dunia akan tetapi kini mereka mengatakan semuanya telah hancur.
Hari telah larut,Pasangan suami istri ini pun mulai mengantuk dan tertidur. 

Tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar membuat mereka kaget dan terbangun dari tidurnya. Ternyata mereka kedatangan tamu paduka dan banyak tamu lagi tidak berwujud. pasangan ini panik karena banyak tamu yang datang ke rumahnya. Setelah tamu masuk beberapa saat kemudian terdengar kembali ketukan pintu dari luar yang ternyata penguasa cahaya telah datang. Ia mengatakan bahwa pasangan rentan ini akan dijemput dengan kereta kencana malam ini.

Nah, selanjutnya kami akan menganalisis bunyi dari drama "kereta kencana" Yaitu nada dan suasana. Saya menganalisis dengan menonton video pementasan drama yang ada di youtube dan membaca naskah drama dengan link dibawah ini
Youtube: 
Naskah drama:
Sebelumnya mari kita bahas apasih nada dan suasana itu?Nada adalah  bunyi yang memiliki frekuensi tunggal yang beraturan. Dalam musik, nada memiliki tinggi nada tertentu menurut frekuensinya terhadap tinggi nada patokan. Nada dasar suatu musik menentukan jarak relatif setiap nada dalam karya tersebut. Dalam nada terdapat tangga nada berbeda-beda yang dapat diatur. Istilah "nada" sering juga disebutkan sebagai "not", walaupun keduanya berbeda.

Dalam drama nada adalah kuat lemahnya penurunan suatu kata dalam kalimat. Nada pengucapan dapat dilihat dari cara pengucapan dialog oleh pemeran. Nada Pengucapan dialog dapat menentukan ekspresi atau perasaan yang sedih, senang, marah, takut, dan lain sebagainya. Pemeran dalam drama harus berdialog sesuai dengan nada dan ekspresi yang sesuai dengan keadaanya. Sedangkan suasana menurut KBBI adalah perasaan yang bersifat imajinatif dalam naskah drama yang diciptakan oleh pengarangnya. Suasana dalam drama merupakan keadaan yang diceritakan dalam drama tersebut senang, tegang, akrab, haru dan lain-lain.

Analisis nada dalam drama "kereta kencana"

nada adalah kuat lemahnya penurunan suatu kata dalam kalimat. Nada pengucapan dapat dilihat dari cara pengucapan dialog oleh pemeran. Nada Pengucapan dialog dapat menentukan ekspresi atau perasaan yang sedih, senang, marah, takut, dan lain sebagainya. Pemeran dalam drama harus berdialog sesuai dengan nada dan ekspresi yang sesuai dengan keadaanya. Berikut beberapa intonasi  pada dialog dalam pementasan drama "kereta kencana"

KAKEK : Saya ingin kau jadi layang-layang.

NENEK : Ini layang-layang (mengembangkan tanganya)

KAKEK : Uluuuur, tariiiiiiiik, uluuuuuuur, tarik.............. uluuuur-uluuuuur............. Ah putus.

(nenek terjatuh ke lantai, kakek pun tertawa )

NENEK : ( terengah-engah ) Wah, badutnya nakal. (tapi nenek Nampak senang )

KAKEK : Hihihihihii, lihatlah aku sendiri ketawa, kaulah badut dunia penghibur orang lain dan aku sendiri.

Intonasi nada pada penggalan dialog di atas menggambarkan kakek senang karena, nenem mau menuruti permintaan kakek untuk menjadi laying-layang. Ketika tangan nenek ditarik ulur tiba-tiba kakek melepas tangan nenek sehingga terjatuh. Melihat tingkah nenek kakek pun tertawa dan merasa dihibur oleh nenek.

NENEK : Ah iya ! Waktu itu kita gemar piknik dan main tenis, kenapa kita jadi tua.

KAKEK : Karena bumi berputar, berputar...................

NENEK : Kau pintar sekali, mestinya kau jadi jendral.

KAKEK : (tiba-tiba duduk dilantai dengan lemas). Aku bukan jendral. Aku hanyalah profesor yang dilupakan, aku sampah di buang.

NENEK : Jangan begitu ! Ayolah ! Bangkit dari lantai.

KAKEK : Aku orang hina, tempatku di tanah.

NENEK : Tidak. yang di tanah cuma cacing, pahlawanku selalu berdiri di atas kedua kaki. Engkau pahlawan Perancis, engkau pernah berjuang dan berperang untuk Perancis, engkau pernah mendapatkan Legion d'honour, engkau harus berdiri.

KAKEK : Hidupku hampa dan sia-sia.

NENEK : Putra Perancis berdirilah !
KAKEK : Aku orang terkutuk, aku tak punya anak, hidupku 200 tahun dan tak punya anak.

Intonasi nada pada penggalan dialog tersebut menggambarkan bahwa kakek dan nenek sedih dan meratapi nasib karena, mereka merasa bahwa kehidupannya sia-sia. Mereka telah lama menikah akan tetapi tidak mempunyai anak.

Analisis suasana dalam drama "kereta kencana"

Suasana menurut KBBI adalah perasaan yang bersifat imajinatif dalam naskah drama yang diciptakan oleh pengarangnya.

Suasana dalam drama "kereta kencana" adalah senang. Dalam drama tersebut pasangan suami isrti berbincang-bincang mengenang masa muda. Mereka bahagia dapat menghibur satu sama lain. Suasana berubah menjadi haru karena mereka merasa hidupnya sia-sia. Mereka telah lama menikah dan hidup berdua sampai lanjut usia karena mereka tidak mempunyai anak.

Mereka membicarakan kereta kencana yang setiap hari terdengar. Ketika hari telah larut pasangan rentan ini mengantuk dan tertidur. Tiba-tiba mereka terbangun mendengar suara ketukan pintu. mereka kedatangan tamu yang memberitahu bahwa pasangan rentan ini akan dijemput oleh kereta kencana malam ini.

Jadi kesimpulanya adalah Intonasi nada dan suasana dalam drama "kereta kencana" menggambarkan keadaan yang senang dan juga sedih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun