NENEK : Ini layang-layang (mengembangkan tanganya)
KAKEK : Uluuuur, tariiiiiiiik, uluuuuuuur, tarik.............. uluuuur-uluuuuur............. Ah putus.
(nenek terjatuh ke lantai, kakek pun tertawa )
NENEK : ( terengah-engah ) Wah, badutnya nakal. (tapi nenek Nampak senang )
KAKEK : Hihihihihii, lihatlah aku sendiri ketawa, kaulah badut dunia penghibur orang lain dan aku sendiri.
Intonasi nada pada penggalan dialog di atas menggambarkan kakek senang karena, nenem mau menuruti permintaan kakek untuk menjadi laying-layang. Ketika tangan nenek ditarik ulur tiba-tiba kakek melepas tangan nenek sehingga terjatuh. Melihat tingkah nenek kakek pun tertawa dan merasa dihibur oleh nenek.
NENEK : Ah iya ! Waktu itu kita gemar piknik dan main tenis, kenapa kita jadi tua.
KAKEK : Karena bumi berputar, berputar...................
NENEK : Kau pintar sekali, mestinya kau jadi jendral.
KAKEK : (tiba-tiba duduk dilantai dengan lemas). Aku bukan jendral. Aku hanyalah profesor yang dilupakan, aku sampah di buang.
NENEK : Jangan begitu ! Ayolah ! Bangkit dari lantai.