Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangsa Indonesia Jangan Menjadi Bangsa yang Tidak Bahagia

18 Oktober 2020   20:00 Diperbarui: 18 Oktober 2020   19:58 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara umum tidak ada pemimpin yang berniat tidak baik, semua pemimpin ingin membuat anggota atau rakyatnya hidup lebih sejahtera bukan sebaliknya, jika anggota/rakyatnya dapat hidup layak maka itulah prestasi atau fungsi adanya pemimpin bagi suatu negara. 

Niat baik didukung dengan karakter tangguh, percaya diri, memiliki keyakinan kuat akan kemampuan menyelesaikan persoalan, akan memudahkan menjalankan tugas kepemimpinan. 

Di masa demokrasi ini menjadi ujian bagi para pemimpin untuk lebih sabar, kuat, bijak dan tetap bisa fokus pada amanah yang diemban karena ada 270 juta jiwa manusia yang dipertaruhkan agar kehidupan rakyat tenang, aman, nyaman, tentram dan fokus pada karya, kreatifitas serta produktif seperti harapan kita semua.

Namun yang dirasakan saat ini, sepertinya rakyat sulit untuk dikendalikan, tidak tahu apa akar persoalannya sehingga perbedaan yang ada menjadi momok bagi pihak lainnya dan sebaliknya. Mereka lupa dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, walau berbeda tetap satu. Justru perbedaan itulah yang dapat menghasilkan kesamaan pikir serta dibutuhkan kerendahan hati mau duduk bersama mencari solusi. 

Apakah karena perkembangan teknologi digital yang semakin canggih membuat semua terasa hiruk pikuk, ditambah Indonesia menjalankan sistem politik demokrasi akhirnya dengan mudahnya menyampaikan pendapat tanpa lagi memandang etika, batasan untuk menghormati pendapat orang lain bahkan walau itu adalah orangtua atau tokoh yang seharusnya dihormati. 

Dengan begitu terlihat jelas bahwa bangsa ini tidak bahagia hidupnya, saat diberi kebebasan sulit mengendalikan diri sehingga banyak orang yang terluka hatinya, utama bagi para pemimpin yang juga sudah lelah menjalankan tugasnya. 

Padahal sangat banyak peluang bisa diberdayakan di era demokrasi, jika mereka mau membuka pikiran lebih luas otomatis fokus beralih dan tidak memproduksi hal-hal negatif yang menyulitkan diri sendiri dan lingkungan. 

Repotnya jika pada level elit sudah mengatur semua strategi sedemikian rupa, kemudian dirusak oleh segelintir orang yang tidak paham substansi akhirnya merobohkan semuanya menjadi kembali ke titik nol, jika terus demikian maka jelas bangsa ini adalah bukan bangsa yang bahagia.

Jika sudah demikian, kemana lagi untuk bisa mendapatkan seorang pemimpin atau tokoh sebagai perekat bangsa? Yang dengan melihatnya saja sudah memberikan aura positif dan ketenangan hati. Ekonomi memang perlu tetapi jiwa yang tenteram jauh lebih perlu, jika sudah tenteram maka dengan sendirinya memudahkan memproduksi dan menghasilkan ekonomi lebih baik. 

Kebutuhan sebagai pemimpin yang menjadi tempat bersandar dan dipercaya saat ini sulit ditemukan karena hampir semua tokoh di negeri ini sudah terkena hoax/difitnah oleh mereka yang menganggap dirinya paling benar otomatis memblack list pemimpin yang berdampak tergerusnya rasa simpati rakyat kepada pemimpin tersebut. 

Miris melihat keadaan seperti ini, nyata bahwa bangsa ini terlihat tidak bahagia. Bangsa yang lupa menikmati proses perjalanan berbangsa. Padahal jika diamati banyak peluang atau hikmah yang dapat dikembangkan, dieksplorasi dan bukan hanya menghasilkan sesuatu dalam bentuk materi tetapi juga ilmu/pengetahuan. Ilmu jauh lebih berharga daripada materi, dengan ilmu lebih kaya dan hati lebih tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun