"Iya, sekali-kali gapapa loh namaku dipanggil hehehe."
Sebelumnya aku heran mengapa aku mudah memberi nomorku. Sempat bertanya pada diri sendiri dan kutegaskan aku tidak jatuh cinta, namun aku nyaman berteman dengannya. Pesan kami berpindah lewat pesan nomor telepon dan tidak terasa hingga larut malam. Taukah kalian sejak itu, setiap hari kami saling berkabar hingga larut malam dan membuatku merasakan indahnya hidup ini. Segala cerita kisah hidup, pendidikan, keluarga, asmara, dan lain-lain sudah kami bagikan dengan cukup detail. Dua cerita asmara yang pedihku yang sebelumnya kusebutkan, juga sudah diketahui Anton.
Suatu hari Anton sedang tidak bekerja dan dia mengajak untuk bertemu. Aku sangat senang sekali walaupun ini ajakan dadakan tapi sulit sekali untuk didapatkan. Sebenarnya Anton sudah ingin menemuiku tapi jarak rumah kami yang sangat jauh dan hari senggang kita yang selalu berbeda.
Aku sangat senang sekali dan bingung memilih baju. Saat istirahat untuk mempersiapkan diri bertemu Anton. Aku menemukan media sosialnya yang lain dan masih banyak konten dengan perempuan. Bahkan akun tersebut masih aktif, seketika aku langsung menangis. Aku heran mengapa rasanya sangat sakit yang mendalam padahal kita belum lama kenal. Dengan inisiatifku aku langsung mengikuti akun tersebut dan siap-siap bertemu Anton.
Saat tiba di cafe aku dahulu memilih tempat duduk karena Anton izin untuk ke kamar mandi. Setelah itu dia duduk di sampingku dan memesan makanan.
"Anisa kamu nggak tanya siapa cewek yang ada di akun ini?" Tanya Anton yang seperti kebingungan.
Sekuat tenagaku untuk menahan tangis dan pura-pura tertawa. "Hahaha.. emang siapa?"
"Dia mantanku. Kita dulu pacaran selama empat tahun dan mau nikah tahun ini. Tapi tiba-tiba dia mutusin aku karena cinlok ama temen kerjanya." Penjelasan dari Anton
"Terus kok masih ada dia di akun kamu?" Tanyaku
"Udah banyak yang aku relain buat dia dan buat lupain dia dalam sekejap itu nggak gampang. Bantuin aku Nisa, untuk dengerin keluh kesahku karena aku nggak tau kalau sedih mau curhat ke siapa." Penjelasan dari Anton
Maka dari itu aku berfikir bila Anton saat ini butuh teman. Aku mencoba mengerti karena aku pernah merasa sedih dan tidak memiliki teman cerita adalah hal yang menyusahkan untuk bangkit kembali. Maka ku mantapkan untuk hapus harapanku sebelumnya kepada Anton.