Mohon tunggu...
Ishak R. Boufakar
Ishak R. Boufakar Mohon Tunggu... Pegiat Literasi -PI -

Pegiat Literasi Paradigma Institute Makassar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Patik, Suku Nuaulu, dan Penggal Kepala

20 Juni 2016   12:18 Diperbarui: 29 Desember 2016   02:49 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebiasaan suku Naulu, jika seorang lelaki hendak melamar perempuan, haruslah mempersembahkan penggal kepala manusia sebagai simbol kelaki-lakian. Atas alasan inilah Patik belum menentukan sikap untuk menikah. Bagaimana tidak? ayahnya mati terpacung, akibat penggal kepala manusia.

Keputusan yang sulit diambil, antara kepatuhan pada tata aturan leluhur atau hukum negara yang melarang pembunuhan? Dengan pertimbangan matang, Patik pun bersikap.

Syahdan, hari di mana Patik dinikahkan dan dilantik menjadi kepala suku. Sudah jauh-jauh hari Patik telah menyiapkan syarat-syaratnya. Di atas alta, penggal kepala masih tertutup dengan kain merah.

Seketika Patik tunaikan sumpah dan janjinya, baru kain merah perlahan-lahan di lepas.Yang membuat mereka sontak dan bersedih adalah bukan lagi penggal kepala manusia, melaikan penggalan kepala babi hutan.

Di tengah keheningan upacara, air mata Patik bencucurkan, “ Semoga Ayah dan Upu Kuana, menerima sesembahan ini dan tidak mengutuk kami.” Gumam Patik si kepala suku.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun