“Nih,,,kupulangkan semua. Kamu jahat, tega banget kamu membohongiku. Aku begitu percaya kepadamu selama ini. Tapi ternyata kamu mengkhianati kepercayaanku. Tega banget kamu mengkhianatiku. Apa aku kurang baik padamu. Apa salahku kepadamu sehingga kamu begitu kepadaku”, jeritku.
“Aku tidak mengkhianatimu, say. Aku tidak bohong. Aku berani bersumpah kalau aku selingkuh, begitu keluar dari café ini, aku akan ditabrak mobil”.
“Aku tidak akan sedih kalau kamu ditabrak mobil, karena kamu jahat kepadaku. Tega-teganya kamu begitu padaku. Selama ini aku tahunya kamu sayang sama aku, tetapi ternyata aku salah”.
“Say,,,jangan emosi begitu. Aku benar-benar cinta dan sayang kamu. Tidak ada yang bisa mengantikanmu di hatiku. Aku benar-benar tidak mengkhianatimu. Aku tidak selingkuh". Kulihat matamu basah. "Aku tidak pernah menanggis. Waktu mamaku dan nenekku meninggal, aku tidak menanggis. Hanya kamu yang bisa membuatku menanggis. Kita jangan putus say, isakmu”.
“Kamu pikir aku bodoh ya. Ini apa, kataku sambil memberikan tiket pesawat yang mencantumkan nama penumpang dia dan Dea di kode booking yang sama. Aku sudah tanyakan ke maskapai penerbangan, katanya dua-duanya boarding. Jadi kamu mau bohong apa lagi?”
“Itu tidak seperti yang kelihatan, say. Aku berani bersumpah, aku sama sekali tidak selingkuh dan tidak membohongimu. Waktu akan membuktikannya nanti, aku tidak akan married dengannya”.
“Ya,,,,itu berarti kamu hanya mau main-main dengannya. Aku percaya kamu sayang dan cinta sama aku. Tapi aku tidak menyangka kamu bisa keluar kota dengan Dea. Kalau memang kalian tidak ada apa-apa, kenapa kamu tidak kasih tahu alasan kalian keluar kota bersama-sama”.
“Aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi yang pasti, aku tidak selingkuh dengannya. Kamu harus percaya kepadaku”.
“Tidak,,,aku tidak mau dibohongi lagi. Cukup sudah kebohonganmu selama ini. Kudoakan kamu bahagia, karena jujur kutulus mencintaimu. Aku sangat sayang kamu,,,,aku tidak menyangka kamu akan menyakitiku sampai begitu parah”.
“Say,,,,”. Kulihat kamu menanggis. Kamu berusaha merengkuhku. Tapi kutepis tanganmu.
“Tidak,,,,aku sudah tidak mau dibohongi lagi. Kamu jahat sekali,,,tega-teganya kamu menyakitiku”, isakku.