"Ya, begitu saja. Dia lenyap saat kamu datang. Tadi kamu mencium bau kemenyan tidak di lorong?" Tanyaku.
        "Agak samar. Katanya, kalau ada bau kemenyan berarti ada poci. Atau, suite kamar sebelah itu ada pesugihan kepala kambing! HIIIY!"
        Aku menggeleng-gelengkan kepala. Si Dani yang senang cerita horor ini malah menambah derajat keseraman malam ini! Pria misterius tadi sungguh egois. Jarang-jarang kami menikmati malam di suite room yang super nyaman ini, tapi dia malah mengganggu kebahagiaan orang lain. Huhuhu.
***
        Keesokan harinya, kami turun ke lantai 1 untuk sarapan. Tak lupa Mama yang penasaran bertanya pada Rani, customer service yang bertugas.
        "Dik, kemarin malam kami menyewa suite room di lantai 5. Kemudian, kami bertemu seorang pria setengah baya di depan lift. Orang itu juga penyewa suite room lainnya?" Tanya Mama.
        "Sebentar, Bu. Saya periksa dulu daftar tamu shift malam kemarin," jawab Rani. Ia memeriksa layar komputernya. "Tidak ada penyewa suite room selain Ibu."
        "Apa itu petugas hotel? Tapi, ia tidak memakai seragam hotel. Bahkan, penampilannya cukup seram."
        "Bukan, Bu. Cleaning service kami harus memakai seragam hotel jika bertugas. Dan tidak ada cleaning service kami yang berusia setengah baya. Selain itu, untuk naik lift harus memiliki kartu khusus. Hanya penyewa kamar, bell boy, dan cleaning service yang memiliki kartu khusus untuk naik lift. Itu pun begitu tugas mereka selesai, kartu liftnya harus diberikan pada saya."
        "Jadi, pria misterius itu siapa?" Desak Mama.
        "Mungkin Ibu salah melihat. Tidak ada orang asing yang bisa mengakses lantai lima, Bu. Tamu hotel lainnya pun tidak bisa naik ke lantai selain lantai kamar yang disewanya."