"Masa dengan berondong? Nggak salah tuh?" Tanya Nisa terpana. Sungguh ajaib penawaran jodoh yang didengarnya.
"Ya, nggak salah. Kan masih muda, kuat, dan sehat," jawab Bi Isah sembari mengedipkan mata kanannya dengan genit. Untuk sesaat, ia tampak lebih muda 20 tahun.
"Nggak ah." Â
"Pak Ustaz bilang kalau mau, nanti diberi rumah dan dimodali berjualan sayur."
"Nggak. Terimakasih."
Keesokan harinya, Bi Isah datang lagi dengan wajah berseri-seri. Semangat tetangga yang satu ini memang tak ada matinya.
"Kata Pak Ustaz, ditambah sawah dan..."
"Cari perempuan yang lain saja. Aku sudah bertunangan."
Bi Isah menjerit, "Sekarang ditambah warung sembako."
Nisa pun tertawa. "Kayak lelang, ya?"
Bi Isah menghela napas. Dengan nada suara segetir sambiloto yang dicampur brotowali, ia berkata, "Coba Bibi masih muda. Mending Bibi yang nikah dengan Geri. Ayahnya kaya raya dan baik hati."