Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Studi Kasus UMKM Gorengan di Lereng Gunung

11 Oktober 2024   08:35 Diperbarui: 12 Oktober 2024   02:22 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas Money.

Minyak makan merah yang kaya akan vitamin A dan E sudah diproduksi walaupun masih di area tertentu. Pilot project minyak makan merah Koperasi Pujakesuma dilakukan di Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara dengan mengadopsi inovasi teknologi Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Minyak makan merah tersebut tidak mengalami proses bleaching sehingga lebih sehat. Bahkan, lebih ekonomis karena bisa untuk menggoreng hingga 12 kali. Minyak makan merah rusak ketika warnanya bening. Terbayang jika minyak makan merah ini sudah tersebar merata hingga ke lereng gunung. Tentu masyarakat gunung yang cinta gorengan, bisa hidup lebih sehat dengan minyak makan merah yang lebih terjaga kualitasnya. Pasti penjual gorengan lebih sehat dan kuat bersaing...hehehe.

Prinsip bisnis yang berkeadilan ialah tidak memonopoli, tidak mengambil keuntungan terlampau besar pada konsumen, atau pun tidak menekan harga pembelian terlampau rendah pada supplier. Bisnis harus dilihat sebagai suatu kontinuitas. Ketika memonopoli perdagangan, produk menjadi kurang kompetitif. Suatu saat produk tersebut berisiko tidak bisa bersaing ketika ada kompetitor yang menerapkan teknologi yang up-to-date ataupun buying experience yang tak terlupakan. Jika mengambil keuntungan terlampau besar, konsumen akan kapok dan berisiko beralih pada produk lain. Jika menekan harga pembelian terlampau rendah pada supplier, bisa berisiko supplier bangkrut dan akhirnya berakibat kurangnya pasokan bahan baku. Jadi, tak boleh terlampau rakus dalam berbisnis. Begitulah yang harus dipahami oleh pebisnis, termasuk penjual gorengan. Yakinlah, setiap orang yang berniat baik akan memperoleh rezeki halal. Please, jangan suka jutek dan berantem ah...

"Harganya dua ribu Rupiah untuk 3 gorengan," ujar Mak Zahra.

Keesokan harinya, "Harganya seribu Rupiah untuk 1 gorengan."

Minggu depan Mak Zahra berkata, "Semua harga bahan naik. Harganya seribu lima ratus Rupiah."

Begitu tak dibeli lagi, Mak Zahra membujuk. "Harganya kembali dua ribu Rupiah untuk 3 gorengan."

Harga produk harus standar, bukan berdasarkan mood. Ketakstabilan harga produk membuat konsumen merasa tak nyaman. Yang harus diperhatikan ialah kontinuitas penjualan, bukan meraup keuntungan sebesar mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun