Prinsip bisnis yang berkeadilan ialah tidak memonopoli, tidak mengambil keuntungan terlampau besar pada konsumen, atau pun tidak menekan harga pembelian terlampau rendah pada supplier. Bisnis harus dilihat sebagai suatu kontinuitas. Ketika memonopoli perdagangan, produk menjadi kurang kompetitif. Suatu saat produk tersebut berisiko tidak bisa bersaing ketika ada kompetitor yang menerapkan teknologi yang up-to-date ataupun buying experience yang tak terlupakan. Jika mengambil keuntungan terlampau besar, konsumen akan kapok dan berisiko beralih pada produk lain. Jika menekan harga pembelian terlampau rendah pada supplier, bisa berisiko supplier bangkrut dan akhirnya berakibat kurangnya pasokan bahan baku. Jadi, tak boleh terlampau rakus dalam berbisnis. Begitulah yang harus dipahami oleh pebisnis, termasuk penjual gorengan. Yakinlah, setiap orang yang berniat baik akan memperoleh rezeki halal. Please, jangan suka jutek dan berantem ah...
"Harganya dua ribu Rupiah untuk 3 gorengan," ujar Mak Zahra.
Keesokan harinya, "Harganya seribu Rupiah untuk 1 gorengan."
Minggu depan Mak Zahra berkata, "Semua harga bahan naik. Harganya seribu lima ratus Rupiah."
Begitu tak dibeli lagi, Mak Zahra membujuk. "Harganya kembali dua ribu Rupiah untuk 3 gorengan."
Harga produk harus standar, bukan berdasarkan mood. Ketakstabilan harga produk membuat konsumen merasa tak nyaman. Yang harus diperhatikan ialah kontinuitas penjualan, bukan meraup keuntungan sebesar mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H