***
"Mendengar kisahmu, Kakek jadi teringat bocah iblis yang pernah kakeknya Kakek tangani. Ia memakan jantung puluhan warga Desa Kemuning. Tubuh mereka pun tak memiliki darah setetes pun," kata Kakek Fandi.
"Lalu, bagaimana cara Beliau memerangkap bocah iblis?"
Kakek Fandi tercenung. "Beliau memiliki warna iris mata persis diriku dan dirimu. Mata kiri cokelat kelam dan mata kanan abu-abu. Itu merupakan ciri-ciri kemampuan untuk memanggil roh nenek moyang. Hanya kekuatan roh nenek moyang yang bisa melawan kekuatan iblis yang berusia ratusan atau pun ribuan tahun."
"Memanggil roh nenek moyang?"
"Tak pernahkah kau merasakan hadirnya roh nenek moyang saat kau memburu hantu?"
"Tidak. Aku hanya dibantu Tama, hantu kucingku."
Kakek Fandi tersenyum. "Masa?"
Aku berpikir sejenak, "Aku pernah dibantu oleh harimau jadi-jadian jinak saat bertempur melawan pocong hitam. Setelah membantuku, ia lenyap begitu saja."
"Tak ada kejadian aneh lagi?"
"Saat rohku terperangkap dalam mutiara hitam oleh jin ular pria yang mengambil alih tubuhku, tiba-tiba rohku bisa kembali masuk. Ranko yang dirasuki jin ular perempuan pun pulih seperti sedia kala."