Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jurnal Hantu, Bab 26 - Mutiara Hitam

24 September 2024   10:40 Diperbarui: 24 September 2024   10:47 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Tama terpana melihat mayat Mr Bo yang penuh cakaran. Ia menyentuh bekas-bekas luka tak beraturan di mayat Mr Bo. Ada goresan panjang. Ada goresan pendek. Luka-lukanya cukup dalam. Darahnya pun masih basah mengucur.  Genangan darah menodai tanah di dalam tenda itu. Bau amis menguar di mana-mana.

    Tama mengerutkan kening. Tak salah lagi. Ini pembunuhan brutal secara mistis. Dan jika dilihat dari goresan-goresan tak beraturan yang begitu banyak, pembunuhan ini dilakukan karena dendam kesumat. Bisa saja si makhluk mistis membunuh dengan cepat. Tapi ia tak melakukannya. Ia melakukan pembunuhan secara perlahan. Cakaran demi cakaran. Tama menghela napas. Kasus ini bertambah rumit.

      Tama terlambat selangkah. Ia curiga pada Sirkus Mr Freddy karena sepulang dari sirkus itu, Ranko kerasukan. Oleh karena itu, Tama berinisiatif menyelidiki Mr Bo yang misterius. Sekarang Tama menemukan jalan buntu karena Mr Bo sudah terbunuh. Tama memeriksa barang-barang pribadi Mr Bo, tapi ia tak menemukan petunjuk apa pun. Kecuali, selembar foto lama anak laki-laki kembar. Tama memicingkan mata. Raut wajah kedua anak kembar itu tampak tak asing. Tapi, Tama tak bisa mengingat mereka itu mirip dengan siapa.

Siapa yang membunuh Mr Bo? Lawan atau kawan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun