Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jurnal Hantu, Bab 26 - Mutiara Hitam

24 September 2024   10:40 Diperbarui: 24 September 2024   10:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ray mendesis, "Cukup bermain-mainnya. Pergilah kau, hantu kucing! Pergilah mencuri ikan! Kau harus sadar kekuatanmu tak ada artinya dibandingkan kekuatan kami."

"Jangan halangi ritual kami! Atau kulemparkan mutiara hitam laut ini ke dalam api agar lebur. Tentu roh majikanmu pun akan lenyap begitu saja," ancam Ranko.

Tama bergeming. Ia tak punya pilihan lain. Terlalu besar risiko yang harus ditanggung. Tama tak ingin kehilangan roh halus Ray selamanya. Apa artinya cangkang tanpa isi? Apa artinya tubuh Ray tanpa roh halus Ray?

***

       Di salah satu tenda Sirkus Mr Freddy, Mr Bo baru saja menghapus riasan badutnya yang super tebal. Tanpa riasan, wajahnya yang biasanya terlihat humoris, tampak keji dan licik. Ia menyeringai ke bayangannya dalam cermin. Tak buruk juga berprofesi sebagai badut sirkus. Ia bisa memperoleh tumbal secara random dari kalangan pengunjung sirkus tanpa ada kekuatiran akan ketahuan oleh masyarakat umum.

       "Bo, kau harus akui. Dirimu memang sangat cerdik. Siapa yang akan menduga kau yang berada di balik semua ini," ujarnya pada dirinya sendiri. Senyum jahat bermain di bibirnya yang sangat tipis.

"Ranko, si gadis indigo dan Ray, si pemburu hantu, sudah ada dalam genggamanku. Bagus sekali jika kutumbalkan bocah-bocah cilik seperti mereka. Sesuai kata Romi, tumbal mereka berdua akan mendatangkan kekayaan yang melebihi tumbal biasa karena mereka memiliki aura spesial. Tak ada yang bisa melepaskan diri dari ilmu hitamku, kecuali aku mati. Tak sia-sia aku mengirimkan sepasang jin ular untuk menghadapi mereka."

"Badut jahanam, terimalah karma perbuatanmu," geram si makhluk mistis.

Mr Bo menoleh ke arah datangnya suara parau. Ia terkejut melihat mata hijau sebesar bola tenis melayang di udara dan menghampirinya dengan kecepatan tinggi. Kedua mata itu berpijar menyeramkan seperti lentera maut.

"Siapa kamu?"

Tanpa menjawab, makhluk mistis itu meraung dan menyerangnya. Mr Bo tak sempat melarikan diri. Ia hanya menatap pijaran hijau tersebut tanpa daya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun