Aku menyalakan api sigaret sembari merapal mantera pengusir hantu. Sia-sia. Ranko malah menendang tanganku hingga sigaretku melambung dan jatuh ke atas lantai. Pak Rangga yang sigap segera mengamankannya. Ia kuatir terjadi kebakaran.
    "Tak akan berhasil. Ray, menyerahlah," ucap Ranko dengan suara parau.
  Seperti zombie, Ranko menghampiriku dengan tangan terentang ke depan. Ia mencekikku sekuat tenaga hingga aku kehabisan napas.
Tuan Kamizawa memukul kuduk Ranko dari belakang. Ranko pun terkapar. Pingsan.
Makhluk kegelapan kembalilah ke asalmu.
Aku membebaskanmu dari perjanjian terkutuk.
Mahkluk kegelapan terkurunglah kau di sini.
Abadilah dalam keheningan.
Aku kembali membaca mantera pengusir hantu. Tapi Jurnal Hantu tak juga berhasil memerangkap jin ular tersebut. Apa yang salah?
***
    Syukurlah Ranko tampaknya sudah terlepas dari jin ular. Ia tampak normal di mataku. Ketika kuceritakan kejadian ganjil ini ke Tama, hantu kucingku yang setia, ia tampak begitu menyesal karena tak mendampingiku dan Ranko. Saat itu Tama sedang main ke danau bersama Ismi, temannya yang juga hantu kucing. Mereka berburu ikan mas.