Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024).

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jurnal Hantu, Bab 23 - Badut Misterius

21 September 2024   00:34 Diperbarui: 21 September 2024   00:43 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ray, ke sini," seru Ranko dengan suara melengking tujuh oktaf. Ia melambaikan tangan kanannya dengan heboh hingga es krim chocolate raspberry-nya hampir terjatuh. Siku kirinya menyenggol gadis bergaun kuning yang berdiri di sebelahnya hingga gadis tersebut berdecak kesal dan bergerak menjauh.

Aku setengah berlari menghampiri Ranko bak dayang istana menghadap sang tuan putri. Dengan napas ngos-ngosan, aku berkata, "Maafkan aku, Ranko. Aku sudah berangkat seawal mungkin. Tapi ban sepeda motorku bocor kena paku." Aku mengusap keringat yang bercucuran di keningku.

Ranko mendengus dengan gaya Tama, si kucing hantu yang angkuh. Ia mengangkat kedua alis matanya yang cantik, "Kita bersahabat bukan satu atau dua hari. Aku sudah terbiasa dengan 1.001 alasan keterlambatanmu."

"Tapi kau kan ingin menyaksikan pertunjukan sirkus yang dimulai sejam yang lalu."

Ranko menyeringai, "Untuk berjaga-jaga aku memberitahumu jadwal pertunjukan sejam lebih awal karena kau Mr Ngaret. Aku cerdik kan?"

Aku terperangah. Ranko tak tahu pengorbananku untuk ke sini sesegera mungkin. Aku mendorong motor hingga bengkel. Setelah itu, aku melintasi jalan tikus yang berbahaya agar tiba sesegera mungkin. Hampir saja aku terperosok ke lubang galian pipa. Kemudian, dari halaman parkir motor, aku lari pontang-panting ke sini. Benar sih aku jadi tepat waktu. Tapi tidak begini juga. Ranko memang sangat disiplin.

Dengan tak sabar, Ranko mengibaskan tangan di depan wajahku. "Jangan melamun! Yuk kita segera masuk ke dalam tenda pertunjukan. Sebentar lagi acaranya dimulai."

Tepat saat Ranko mengucapkan kalimat tersebut, bunyi terompet saling bersahut-sahutan. Iringan orchestra sirkus membuatku merasa di dunia lain. Orang-orang dari segala sudut jalan tumpah ruah. Aku dan Ranko merasakan euphoria. Kesenangan yang membuncah di dada. Kami seperti kembali ke masa kanak-kanak. Balon hias di mana-mana. Banyak stand kedai makanan siap santap yang ingin kucoba satu per satu. Anak-anak memakan gulali raksasa pelangi dalam berbagai bentuk. Aku tersenyum melihat ekspresi anak laki-laki yang lucu. Ia segarang naga ketika membuka mulutnya lebar-lebar dan mengembuskan asap dari snack yang disantapnya.

Suara speaker terdengar membahana.

Yang terhormat hadirin sekalian,

Dipersilakan memasuki tenda sirkus karena pertunjukan akan segera dimulai.

Terima kasih banyak.

Tanpa mempedulikan aku yang sedang asyik mengamati stand tembak berhadiah boneka beruang, Ranko segera menyeretku. Kami mengikuti arus orang-orang menuju tenda raksasa megah yang berwarna hijau emas. Ticketing staff berseragam emas memeriksa online tickets di layar handphone Ranko. Ia menganggukkan kepalanya yang memakai topi berbulu merak sintetis dan menunjukkan tempat duduk kami yang berada di deret terdepan.

Pertunjukan sirkus diawali dengan atraksi akrobatik oleh grup Silver yang menggunakan kostum serba perak. Mereka cukup tangkas menunjukkan keahliannya. Kemudian, dengan lemparan kuntum-kuntum bunga mawar sintetis berwarna perak ke arah penonton, mereka mengakhiri aksinya. Aku pun berhasil menangkap satu kuntum dan memberikannya pada Ranko yang sigap menengadahkan tangan. Ia tersenyum puas saat berhasil menjepitnya dengan peniti di sling-bagnya yang berwarna biru pastel.

Badut Mr Bo berhasil membuat penonton terpingkal-pingkal. Ia sungguh luwes dan pandai menari. Bersama penari pengiring, ia mempersembahkan tarian Jaipong dengan gaya kocak.

Dear hadirin,

Siapa yang ingin dapat suvenir berharga dari Sirkus Mr Freddy?

Ada kalung liontin emas yang cantik untuk satu hadirin yang beruntung.

Hadirin langsung riuh rendah. Banyak orang yang menunjukkan jari tangan ke atas.

Agar adil, kita undi secara random ya.

Hadirin yang terkena spotlight saat musik dihentikan ialah hadirin yang terpilih untuk menarikan 'Flower' Jisoo. Setelah selesai menari bersama saya, si Badut Mr Bo, hadirin tersebut berhak membawa hadiah yang saya janjikan.

Badut Mr Bo melambaikan tangannya dengan tegas ke arah kru musik. Mainkan musiknya!

Spotlight sirkus menerangi wajah Ranko dengan pendaran cahaya pelangi. Huh, ini pasti sudah diatur, pikirku. Ranko sangat cantik. Menurutku, ia gadis tercantik di antara pengunjung. Banyak pemuda yang melirik dan terpesona pada wajah oriental Ranko. Wajahnya semulus pualam berkat nenek moyangnya yang berasal dari Jepang. Matanya berbentuk bulan sabit terbalik. Hidungnya mungil. Bibirnya tipis. Ia persis boneka Jepang.

Ranko tentu saja menyanggupi tantangan itu. Kepribadian Ranko yang dulunya pemalu sekarang berubah berkat Tama, si kucing hantu yang penuh percaya diri. Ranko mengedipkan mata kirinya ke diriku dan bangkit dari tempat duduknya. Ia melemparkan tasnya ke pangkuanku.

Dengan luwes Ranko menari tarian 'Flower' Jisoo. Badut Mr Bo dan penari-penari pengiring menggunakan payung-payung berwarna pelangi sebagai bunga. Kostum mereka semua berwarna hijau dengan pita-pita emas yang menghias bagian dada.

Ranko...

Ranko...

Ranko...

Tanpa menghiraukan bisikan yang memanggil-manggil dirinya, Ranko berduet dengan Badut Mr Bo diiringi tepukan tangan penonton yang riuh rendah. Ia tampil begitu muda dan mempesona di bawah cahaya spotlight. Lengan bajunya melambai-lambai bagaikan kelopak bunga mawar merah muda.

Ranko...

Ranko...

Tataplah aku!

Aku di sini

Tanpa sadar, Ranko berpaling ke arah datangnya bisikan suara misterius itu. Ia terpana melihat Badut Mr Bo sedang memutar-putar payung seperti gasing. Semakin lama semakin kencang hingga terlihat seperti tumpukan warna. Ranko merasa pening dan mual. Ia mendengar bisikan parau. Entah dari mana asalnya.

Ranko...

Ranko...

Kau harus menurutiku

Kau abdiku yang setia

Sebagai indigo, Ranko sudah belajar tak memedulikan bisikan misterius yang seringkali menjebak dan membuat dirinya terkena kesulitan. Ia pun fokus memeragakan koreografi 'Flower.' Badut Mr Bo meraih pinggang Ranko dan mengakhiri tarian itu dengan dramatis.

Mata melawan mata. Mata Badut Mr Bo yang sipit menatap mata Ranko yang bulat jernih dengan intens. Pupil mata sang badut sepucat kristal hingga ia terlihat seperti boneka. Mungkinkah ia memakai lensa mata? Sang badut tersenyum misterius. Bisikan pun terdengar kembali. Suara parau itu bergema di kepala Ranko.

Kau calon penerusku

Kau adalah aku

Aku adalah kau

Pada pupil mata sang badut yang pucat tersebut tampak payung berwarna pelangi yang menggasing begitu cepat. Ranko tak kuasa mengalihkan pandangan. Ia hanya bisa ternganga menatap payung pelangi yang berubah menjadi mata ular yang berwarna kuning neon. Mata itu terbelalak menakutkan.

Ranko...

Ingatlah

Kita adalah satu

Ranko membeku. Ia menjerit histeris. Kedua tangannya menangkup kepala seolah-olah dengan bersikap seperti itu ia bisa menghapus sosok mengerikan yang mengganggunya.

Diiringi jeritan Ranko, tiba-tiba tenda gelap gulita. Hadirin pun ikut panik. Mereka ingin meninggalkan tempat duduk, tapi suasana yang kelam tak memungkinkan untuk melangkah setapak pun.

Tenang,

Jangan ada yang meninggalkan tempat duduk.

Kami akan segera mengatasi masalah penerangan ini.

Hadirin bernapas lega ketika obor-obor dinyalakan. Tapi Ranko tak ada di atas panggung. Di mana Ranko?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun