"Kasihan sekali ya, anak malang ini. Lagi-lagi ia tidak minum obatnya hingga terjadi tragedi bunuh diri ini," kata seorang perawat pada rekannya.
Creepypasta 3. Â Mario Antariksa.
Aku berlari ketakutan. Banyak sekali hantu di area pemakaman ini. Wajah mereka sangat menakutkan dengan kulit pucat dan senyum menyeringai. Gigi-gigi runcing berkilau ditimpa sinar rembulan. Bagaimana mungkin aku bisa tertidur begitu saja ketika menghadiri acara pemakaman Paman Freddy dan baru terbangun sekarang ini?
HIHIHIHIHIHI.
Kuntilanak terbang rendah di atas kepalaku. Napasku hampir putus karena ketakutan. Aku berlari, tapi kuntilanak tersebut terus mengejarku hingga aku tersandung sebuah batu nisan dan terjatuh ke dalam lubang makam yang baru saja digali. Lubang makam tersebut mungkin untuk pemakaman seseorang besok. Dengan susah payah, aku merayap keluar lubang makam tersebut. Dan menatap kesal nisan yang membuat diriku tersandung.
HAH? Mario Antariksa! Itu kan namaku?
Aku menoleh. Tiba-tiba aku tersadar hantu-hantu kembali mengerubungiku dengan penuh minat, termasuk si kuntilanak. TIDAAAAAAK!
Creepypasta 4. Bubuk Kebahagiaan
"Ali, jangan kau sebut nama ibu kandungmu lagi. Kau menyakiti hati ibu barumu, Mama Tia," hardik Rio, ayahnya Ali.
"Tapi, Yah. Ibu tak mati. Bahkan, ia membuatkan sarapan nasi goreng untuk kita. Jus jeruk untukku. Juga  coffee latte untuk Ayah dan kopi espresso untuk Mama Tia. Ibu berkata serbuk kopinya dicampur bubuk kebahagiaan, tapi Ibu melarangku meminumnya. Padahal aku penasaran rasanya," ujar Ali yang baru berusia 9 tahun sembari merengut.
"Ja...jadi, bukan kau yang membuat sarapan itu?"