"Vinny, sekarang giliranmu. Apa kata-kata terakhir untukku? Mungkin penyesalan karena mempermainkan hati seorang pria?"
"Aku tak pernah mempermainkanmu."
"Lalu, apa arti kata-kata mesra dari handphonemu? Tapi, setiap kita bertemu kau bersikap dingin."
"Aku tak pernah mengirimkan pesan mesra padamu. Mana mungkin aku berani affair dengan sepupu suamiku."
"Jadi, kau tidak berani affair denganku. Tapi, kau berani affair dengan Aji, sahabatmu yang lemah itu? HAHAHAHA."
Vinny tak menjawab. Percuma meladeni Tora yang sedang murka. Tora mengeluarkan sepucuk pistol berperedam dari sakunya. Kemudian, ia menempelkan ujungnya ke pelipis Vinny.
"Kesempatan terakhir. Apakah kau pernah mencintaiku?"
Vinny menggelengkan kepala.
"Keras kepala," bisik Tora sembari menarik pelatuk. Ternyata pelurunya tak keluar. Mungkin terkena air hujan.
Vinny memanfaatkan kesempatan itu dengan menabrak Tora hingga ia terpelanting. Kemudian Vinny lari ke jalan dalam guyuran hujan. "TOLONG! TOLONG!" Teriak Vinny. Tapi, tidak ada satu pun tetangga yang mendengar karena suaranya teredam hujan besar. Sementara itu, semakin lama Tora semakin mendekat.
Jantung Vinny terasa berhenti berdetak karena tiba-tiba ada tangan pria yang menangkapnya. Vinny berusaha membebaskan diri.