Nikmatnya hidup! Ini malam keenam Andre tidak ada di rumah. Vinny merasa sel-sel tubuhnya yang mati suri kembali hidup. Sejak kepergian Andre, Vinny hanya bersantai di rumah dan membersihkan rumah sekedarnya. Besok Vinny akan membersihkan rumah dengan totalitas karena si suami perfeksionis tersebut, lusa sudah berada kembali di rumah. Ia pasti akan memeriksa titik debu di sini atau pun titik debu di sana. Memang apa masalahnya dengan setitik debu? Vinny menghela napas kesal jika mengingat kerewelan suaminya. Terus terang Vinny menikahinya karena ia ingin hidup nyaman. Ia benci hidup tanpa kestabilan ekonomi. Tapi, bukan berarti Andre dapat mendikte segala hal dalam hidupnya.
KRING,KRING, KRING.
Bel pintu berdering dengan keras. Vinny mengabaikannya sesuai dengan pesan Andre. Tapi, sekarang handphonenya berdering dengan keras. Belum sempat Vinny menekan fitur hening pada handphonenya, terdengar teriakan pria di teras rumah.
"VINNY, AKU TAHU KAU ADA DI DEPAN RUMAH. MENGAPA KAU MENGHINDARIKU SETELAH SEGALA HAL YANG KITA ALAMI BERSAMA?"
Vinny terpaksa berlari ke teras depan dan membuka pintu. "Hey, dungu! Kau ingin semua orang tahu mengenai hubungan kita. Bagaimana jika tetangga mendengar suara teriakanmu? Kau sudah berjanji untuk tidak menghubungiku dulu sementara waktu. Kau tahu kan handphoneku disadap oleh Andre. Tapi, kau malah datang ke sini."
"Vin, dengarlah dulu penjelasanku. Aku takut sekali. Tidak ada yang lancar dengan rencana kita."
Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Wajah pucat Aji, sahabat Vinny yang juga kekasih gelapnya diterangi lampu temaram teras dan dilatari pemandangan langit gelap dengan kilat yang menyambar-nyambar.
"Masuklah dulu. Apa yang sudah terjadi?" Tanya Vinny ketus.
"Andre sudah mengetahui hubungan cinta kita. Ia berkata padaku bahwa ia sudah lama mencurigaiku."
"Lalu?"
"Ia mengancam akan  membunuh kita berdua. Vin, sebaiknya kita berdua melarikan diri. Aku tahu pernikahanmu tak bahagia. Andre itu psikopat."