"Tak akan."
***
Keesokan harinya, Desa Arum heboh. Pak Bahri, seorang pemancing berusia setengah baya, menemukan jenazah Bram tersangkut batu besar di tepi sungai. Sungguh ganjil melihat seulas senyum bahagia tersungging di bibir Bram yang kaku membiru. Ia memeluk erat sebuah kerangka perempuan. Di leher kerangka perempuan tersebut tersemat kalung leontin. Ketika leontin tersebut dibuka, ada foto Bram dan seorang gadis cantik. Di leontin tersebut terukir nama Bram dan Ria.
Ibu Bram menangis histeris ketika melihat jenazah Bram, anak kesayangannya, "Aku tak pernah menyangka Bram bernasib setragis ini. Aku sudah membunuh gadis tak tahu diri tersebut dengan racun dan menenggelamkan jenazahnya dengan pemberat batu sungai. Bram hilang ingatan ketika mendengar kekasihnya lenyap. Tapi, sekarang semua usahaku sia-sia. Gadis jahat tersebut tetap mengambil anakku. Padahal dia yang bermain api. Dia hamil oleh pemuda lain, tapi anakku yang harus bertanggung jawab. Aku hanya ingin menyelamatkan anakku. Hingga matinya pun gadis keparat itu tak pernah mau melepaskan anakku."
_____
Dear Pembaca,
Apa kalian pernah tergila-gila karena cinta?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI