"Pak Brata, kita harus menguji apakah ia benar Rangga atau jin yang menyamar menjadi Rangga?" Usul Donny yang disambut anggukan antusias para hadirin. "Rangga, berapa jumlah utangmu terhadapku?"
"Hey, yang berhutang itu kau. Jumlah utangmu sebesar 671.900 Rupiah."
"Benar. Berapa jumlah kekasihmu?"
"Satu," jawabku cepat.
"Salah. Pak Brata, mari kita bakar makhluk astral ini."
"Iya, iya, aku mengaku. Jumlah kekasihku lima." Aku tak kuasa mengangkat wajahku yang dipelototi Nuri. Mau bagaimana lagi, aku memang super ganteng dan tajir. Menurutku, memiliki lima kekasih itu normal saja. Bukankah jumlah hari sekolah atau pun hari kerja juga lima hari dalam seminggu? Aku pun lahir tanggal 5 bulan lima pada jam 5 subuh. Jadi, angka lima merupakan angka keberuntunganku.
Si kurang ajar Doni tersenyum senang. Pria macam apa yang tega membongkar rahasia sahabatnya yang sudah mati?
***
Kehidupanku setelah mati, tak terlampau buruk. Wajahku yang ganteng semakin bersinar. Tubuhku pun terasa ringan. Aku baru menyadari bahwa pocong itu bukan melompat kelinci, tapi terbang melayang dalam satu hentakan. Hanya satu yang kusesali, fashion poci sungguh bukan seleraku. Warna kain kafanku semakin kusam.
Sementara Bapak dan Pak Ustaz sibuk mencari solusi keganjilan sosokku ini, aku menyibukkan diri dengan menjadi promotor uang crypto di twitter. Nama akunku @pociganteng dengan jumlah followers 6.666.666. Lumayan juga hasilnya. Aku ingin memberikan hasil kerjaku sebagian ke Bapak dan sisanya disumbangkan ke Yayasan Kanker.
Ups, pesonaku memang tak tertahankan. Banyak yang menyatakan cinta padaku, Si Poci Ganteng. Banyak pula yang mengirimkan direct message dan foto tak senonoh padaku. Apakah mereka tak ngeri pada siksa alam kubur? Mungkin saja aku poci yang diutus untuk menyadarkan para kupu-kupu malam terselubung ini. Aku memang playboy, tapi tak sebejat itu.  Tak ada satu pun  followerku yang percaya bahwa aku telah tiada. Kejujuran memang jarang dihargai.