"Bukankah itu persoalan mudah. Kau tinggal minta hal tersebut ke ibumu yang kaya raya."
"Ibu benci Inka. Dan aku ini masih termasuk hantu yang lemah. Aku tak bisa masuk ke dalam rumah Inka. Sepertinya, ia memakai pagar gaib sehingga aku tak bisa masuk. Bagaimana jika kau mengundang Inka di suatu caf yang agak sepi?
"Baiklah. Tapi, bagaimana cara kau berkomunikasi dengannya?"
"Aku akan merasuki dirimu."
Aku mendelik.
"Kau harus ingat. Semakin cepat aku menemui Inka, semakin cepat aku menjadi arwah yang sempurna sehingga aku tak mengganggu hidupmu lagi. Bahkan, kau bisa menikah dengan pria lain."
"Aku setuju."
***
"Jadi, kau Sean? Kau benar-benar Sean? HUHUHU. Sean, maafkan aku. Aku sangat takut dengan ancaman ibumu. Jadi, aku memilih untuk meninggalkanmu," isak Inka.
"Inka, jujurlah padaku. Apa dulu kau mencintaiku? Ibu berkata kau langsung setuju ketika Ibu memberimu cek seharga 100 juta Rupiah untuk meninggalkanku," ucap Sean yang berada dalam tubuhku. Sungguh janggal merasakan bibirku bergerak tidak sesuai dengan keinginanku.
"Sean, masa kau tak percaya padaku?" Tanya Inka. Matanya yang indah, membelalak tak percaya.