dan hanya pada malam juga bening matamu dapat kutemui kedamaian utuh, kekasih.
(4)
aku membaca kesedihan tanpa kata;
sepi yang terperangkap di bening matamu.
(5)
mengapa mengaduh saat sepi?
bukankah sepi itu obat ketika penat?
pun sebagai penuntun arah kala mencari sejatinya diri.
merenunglah ....
(6)
biar kupunguti sendiri kepingan sepi ini, kekasihÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!