Secara penegakan hukum konsitusi Ekuador memiliki nilai intristik, yang berdiri sendiri. Sebagaimana dalam kasus Wheeler, ia menggugat pemerintah Provinsi Loja yang melakukan pelebaran jalan dan menimbulkan dampak pada sungai Vilcabamba ke pengadilan.
Meskipun secara personal, ia tidak ada urusan bahkan kerugian yang dialami atas hal itu, kasus yang ia laporkan diterima dan dimenangkan. Hal ini bukti bahwa green constitution bukan bernilai instrumental, yang pragmatis dengan keberadaan manusia.
Oleh sebab itu, green constitution harus searah dengan ekokrasi dalam implementasi SDGs yang menyematkan wawasan lingkungan dalam relasi politik.
Masih ada kekurangan dalam konstitusi jika tidak mengkhususkan pasal-pasal lingkungan. Konsekuensinya terjadi tumpang-tindih hak-hak fundamental dan instristik.
Bisa dikatakan, konsititusi Ekuador merupakan contoh dari perwujudan pengaturan relasi politik fundamental membentuk ilkim politik yang ekosentris, tidak ada lagi sentralitas dalam manusia.
Bahkan, tanggung jawab ditanggung oleh orang dan negara, disebabkan lingkungan sama halnya manusia dengan moral standing, yang menentukan perlu atau tidaknya atas pertimbangan moral suatu entitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI