Usia remaja dan beranjak dewasa sangat rentan mengalami perilaku terburu-buru, ketika sudah memiliki jaket dengan brand tertentu, lalu merasa tidak puas dan membeli lagi mengikuti fashion kekinian.
Kemudian, sebelum penderita hoarding disorder semakin memburuk atas kekacauan hidup, berikut ini adalah upaya gaya minimalis mengatasinya:
1. Batasi Keinginan dan Memilah Barang
Kiat awal agar mengurangi kekacauan hoarding disorder adalah decluttering atau memilah barang. Sebaiknya, daftar keinginan yang sudah tercatat, dipikir baik-baik fungsi dan manfaatnya.Â
Apabila di rumah, indekos dan apartemen penuh dengan barang, simpan barang yang sering digunakan.
Jika barang yang jarang digunakan banyak, bisa disumbangkan atau donasikan kepada orang yang membutuhkan. Cara mudahnya, ingat kembali kapan kamu terakhir menggunakan barang tersebut dalam jangka waktu 3 bulan.Â
Dan apakah selama tiga bulan ke depan akan dibutuhkan atau tidak.
2. Â Atur Ikatan Emosi dengan Barang
Mungkin kamu sering menerima hadiah masa kecil, surat dari mantan, bahkan barang yang memiliki kenangan dengan orang terdekat.Â
Besar kemungkinan, penderita hoarding disorder mengalami ikatan emosi seperti ini dan sulit untuk menyingkirkan.
Tidak jarang barang-barang itu hanya menjadi pajangan dan ditimbun sembarangan, menyangka masih bernilai untuk momen nostalgia tetapi tidak disimpan dengan rapi.
Coba jika kamu lebih sayang pada dirimu, kamu enggak akan membiarkan barang-barang itu selamanya terikat padamu. Kamu bisa lebih baik memikirkan apa yang akan datang dan terjadi.
3. Utamakan Mengganti barang
Jika kamu memiliki gudang barang yang penuh peralatan rumah, buku-buku, pakaian, dll. Hal itu biasa dan barangkali dibutuhkan nanti, namun pastikan apa yang sudah kamu miliki jangan ditambah dengan barang yang sejenis.