Proyek perkebunan singkong dan pabrik tapioka ini, harus berhenti di awal tahun 2008, ketika gelombang reformasi akhirnya sampai juga di Pulau Flores. Ketika Marinir ditarik pulang untuk mengamankan Ibukota, ketika investor menghentikan aliran modalnya, dan ketika kami tidak menerima gaji lagi, kami karyawan kontrak, dengan sendirinya putus kontrak. Sedangkan bos-bos kami ditarik kembali ke holding.
LEMPAR LAMARAN
Kembali ke Medan, sebagai karyawan yang baru di PHK, dan ternyata saya adalah bagian dari ratusan bahkan mungkin ribuan kawan-kawan juga yang mengalami nasib yang serupa, karena ketika di Tahun 2008 itu, hantaman dolar yang meninggi tiba-tiba, membuat begitu banyak perusahaan yang tutup, dan terpaksa mem-PHK begitu banyak karyawannya. Situasi tersebut, membuat saya mengerjakan apapun yang bisa saya kerjakan.
Kembali menjadi tentor di Bimbingan Test dan Menjadi Guru di Sekolah, serta bersama kawan-kawan kampus membuka outlet penjualan burger kembali saya kerjakan, padahal pekerjaan ini adalah pekerjaan sambilan yang saya lakukan ketika masih berstatus mahasiswa Teknik Industri USU. Sembari mengajar di pagi dan siang hari, serta berjualan burger di malam hari, secara terus menerus saya mengirim lamaran kerja ke berbagai perusahaan, saya masih ingat, saya sudah mengirim 103 lamaran, dan saya berencana masih akan terus mengirimkan lamaran.
Alhamdulillah di Akhir Tahun 2008, saya dipanggil bekerja di salah satu BUMN Survey & Inspeksi yaitu PT. Surveyor Indonesia, Â yang pada saat itu merupakan BUMN besar, satu-satunya BUMN yang memiliki cabang hampir di seluruh benua dan tersebar di 22 Kota Pelabuhan di seluruh dunia. BUMN yang waktu itu, salah satu tugasnya adalah sebagai pemeriksa barang yang akan di impor ke Indonesia (Pre Shipment Inspection). Ketika interview, pertanyaan yang tidak dapat saya jawab adalah kapan saya mengirim surat lamaran, karena saya sudah mengirim begitu banyak surat lamaran.
INTEGRITAS
Bekerja di perusahaan plat merah yang bergerak dalam kegiatan survey dan inspeksi, saya ditugaskan dalam berbagai kegiatan pemeriksaan (inspeksi). Saya harus memastikan kesesuaian dokumen dan fisik barang. Pekerjaan ini menghadapkan saya dengan berbagai aktivitas mafia, mempertahankan integritas adalah godaan berat yang harus sehari-hari saya hadapi.
Berbagai tawaran sogokan yang terkadang jumlahnya puluhan gaji saya setahun, adalah hal biasa yang selalu harus tolak. Mampu bertahan dari godaan sogokan dan tetap menjunjung tinggi integritas pastinya merupakan salah satu etika profesi  yang wajib bagi profesi apapun.
Perusahaan tempat saya bekerja, menggunakan berbagai jebakan untuk menguji integritas surveyor dan inspektornya, dan Alhamdulillah, karena saya selalu menjunjung tinggi integritas, tegas dan berani mereject dokumen yang tidak sesuai, saya berhasil mendapatkan karir yang baik. Promosi jabatan yang cepat, awal tahun 1999 saya masih staf, Tahun 2001 menjadi Kepala Seksi dan Tahun 2002 menjadi Manajer. Â Waktu itu saya adalah manajer termuda sedunia di PT. Surveyor Indonesia.
TEROBOSAN
Seiring berubahnya berbagai kebijakan Pemerintah Indonesia, tugas dan peran BUMN tempat saya bekerja, mengalami banyak sekali pemangkasan penugasan, Tahun 2003, adalah masa-masa sulit dalam perusahaan kami, satu-satunya penugasan dari Pemerintah yang masih dikerjakan adalah menguji TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) barang-barang sektor MIGAS. Penutupan seluruh cabang luar negeri dan penutupan beberapa cabang dalam negeri, adalah konsekwensi logis dari tidak adanya  pekerjaan. Beruntungnya kami di Cabang Medan, karena masih ada beberapa sektor Migas yang berada di wilayah kerja kami masih beroperasi.