Mohon tunggu...
Sirajuddin Gayo
Sirajuddin Gayo Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan praktisi pada Keuangan Daerah dan kebijakan publik Pemerintah

Biografi singkat, Pekerjaan penilai pada perusahaan penilai, tim ahli badan anggaran DPRD

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etika Profesi dari Perjalanan Panjang Karier Sesaat

3 Oktober 2017   10:46 Diperbarui: 3 Oktober 2017   10:53 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena adalah wajar yang mau disuruh-suruh akan lebih sering disuruh, dan itu adalah bagian dari mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk bekerja dan belajar. Bersedia mengerjakan pekerjaan apapun, dan tetap dilakukan dengan berupaya menyenangkan hati dan diri sendiri, pastinya akan selalu menghasilan hasil pekerjaan yang terbaik. 

Saya bekerja hampir di seluruh bagian dari operasional perusahaan tersebut, karena saya dengan senang hati bersedia mengerjakan pekerjaan apapun yang diperintahkan senior apalagi atasan, sehingga saya jadi mengetahui lebih banyak. Saya juga diberi kesempatan yang lebih luas, untuk mendampingi senior/atasan, dalam berbagai kegiatan resmi ataupun tidak resmi. Menjadi lebih sering bolak balik Jakarta (Head Office) -- Flores (Site), dan mengikuti berbagai meeting adalah kesempatan yang sangat baik saya peroleh, hanya karena saya bersedia disuruh-suruh.

Menempatkan Junioritas , tentunya tetap dalam prinsip-prinsip positif dan dalam kavling tujuan profesi, menurut saya adalah bagian dari etika profesi

COPAS ATASAN

Saya selalu berupaya meniru atasan saya, bahkan sampai kebiasaan-kebiasaan kecil yang selalalu dilakukannya. Terlebih dalam urusan pekerjaan, cara pandang, pola pikir, dan cara bekerja, selalu saya upayakan saya tampil seperti atasan saya tersebut. Dan cara ini menjadi lebih mudah saya lakukan karena kami tinggal di SITE, hidup bersama dalam satu basecamp.

"Angkat telor" adalah kata yang tepat untuk orang lain menilai saya, karena saya harus bangun lebih pagi agar bisa bersama atasan tersebut yang memiliki kebiasan lari pagi. Melayani segala urusannya, bahkan sampai berbagai hal yang bersifat pribadi. Dari sisi ini memang terlihat terlalu berlebihan, namun ini adalah cara yang cepat  untuk dapat meng- "copy paste" atasan.  Atasan saya ini adalah Project Manager yang berasal dari Australia, dalam usia sekitar 50 tahunan, beliau adalah pribadi yang sangat energik dan selalu fokus pada target pekerjaan. Fokusnya tersebut terkadang menjadi kelemahannya ketika mengabaikan aspek manusiawi, yang sebenarnya sulit saya terima.

Seperti ketika adanya hambatan pekerjaan, ketika harus berhadapan dengan masyarakat lokal yang tidak menerima operasional perusahaan, beliau akan segera mengirim militer.  Maklumlah perusahaan kami perusahaannya"anak babe" waktu itu, basecamp dan proyek kami di kawal sekompi marinir yang ditugaskan khusus untuk membantu kelancaran proyek ini. Tangan besi tanpa belas kasih sering dipraktekannya, untuk atas nama target pekerjaan yang ditetapkannya sangat ketat.

Bahkan ketika berhadapan dengan hal yang berbau mistispun dilibasnya. Adalah hal yang lazim ketika membuka hutan, ada saja beberapa batang pohon yang tidak dapat ditumbangkan dengan alat apapun. Dan ketika ini terjadi, pekerja lokal akan meninggalkan area tersebut, ketika itu atasan saya yang Project Manager ini akan mengambil alih kemudi holder (alat berat), sendirian beliau mendorong pohon-pohon tersebut, dan anehnya ketika kemudi ditangan beliau, pohon yang tadinya tidak bisa bergerak, ketika holder tersebut dikemudikannya, pohon-pohon tersebut bertumbangan.

Karena saya berupaya untuk meniru atasan tersebut, saya beranikan bertanya langsung...kok bisa Pak?, jawabanya sederhana, fokus pada targetmu dan lupakan yang lain.

Pada kesempatan yang lain, ketika terjadi kejadian yang sama, ada pohon besar lainnya yang tidak dapat ditumbangkan, pada saat pekerja lokal berlarian karena situasi tersebut, saya memberanikan diri mengambil alih kemudi. Saya fokuskan pada lahan yang harus bersih pada hari itu juga, saya fokuskan pikiran saya membayangkan target-target pekerjaan yang sudah mulai keteter, bibit singkong sudah bergerak dari pelabuhan ke SITE, mesin pabrik yang harus berputar. Saya tidak memikirkan hal lain apapun. Dan COPAS saya berhasil, dengan mudah saya berhasil menumbangkan pohon besar tersebut. Sejak itulah saya ditunjuk langsung oleh Project Manager untuk memimpin pekerjaan meratakan gunung dan menimbun jurang tersebut.

Meniru atasan dari sisi bersikap, berpikir dan bekerja, menurut saya adalah bagian dari etika profesi. Tentunya untuk hal yang positif dan dalam kavling tujuan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun