Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gara-Gara Tema Artikel, BPIP Mau Dibubarkan, Itu Namanya Main Kasar dalam Demokrasi?

15 Agustus 2021   10:50 Diperbarui: 15 Agustus 2021   11:08 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitupun saya tetap menunjukkan posisi saya bahwa bagi saya menghormati bendera adalah wajib sebagai landasan cinta tanah air. Karena hal itu juga bagian dari konstitusi negara dan agama juga mengajarkan persatuan bukan perpecahan demi kedamaian, kemajuan, dan kemakmuran.

Ada siswa yang menggelengkan kepala dan mengernitkan wajah atas penjelasan saya, tetapi saya intinya memaklumi ada bebeberap oknum guru atau yayasan yang mempertentangkan keyakinan agama dengan negara. Mempertentangkan hukum agama dengan hukum negara. Mempertentangkan hukum agama dengan hukum adat. Mempertentangkan prinsip agama dan negara, dan begitulah seterusnya dipicu sadar atau kurang sadar sehingga pada akhirnya merasa bahwa yang paling istikomah adalah anti pemerintah?

Meskipun demikian, sebagian selalu agak malu-malu tetap mengikuti sekolah ikatan dinas atau melamar menjadi aparatur negara?

Saya juga mengetahui ada sebagian lembaga sekolah/madrasah yang tidak pernah mengadakan upacara bendera setiap senin? Karena mereka beranggapan hal itu buang waktu dan mungkin betul kurang mencintai tanah air Indonesia?

Maka karena itulah saya mendukung penuh tema yang diangkat BPIP untuk hukum menghormat bendera atau menyanyikan lagu Indonesia. Kalau keberatan silakan ikuti lomba tersebut, siapa tahu Anda menang?

Terakhir kepada mereka yang menolak tema lomba ini secara berlebihan, aku khawatir jangan-jangan mereka dulu tidak menyantri? Atau menyantri tetapi jarang upacara bendera? Saya bersyukur sejak saya SD, hingga ke Pondok Pesantren Darul Ulum Nabundong, upacara bendera setiap Senin wajib bagi pesantren kami. Bukan hanya sunah, melainkan sekali lagi wajib.

Maka mereka yang mengatakan tema ini usang, tidak sensitif, dan mengungkit masa lalu, hemat saya karena mereka mungkin tidak mengalami seperti yang saya tuturkan tadi. Misalnya, sebagai guru saya mengerti ada banyak pelajara sederajat SMA yang masih mempertanyakan itu dan mereka seolah memosisikan diri sebagai oposan pemerintah. Padahal, tidak mempunyai partai?

Ini pandangan subjektif dan saya kadang terlalu tendensius menyangkut pandangan yang saya bela, tetapi pengakuan demikian terkesan jujur daripada aku mengakui objektif padahal sebenarnya berbaur prasangka. Kadang dalam pengakuan yang seolah rendah hati ini masih tersimpan rasa angkuh di dalamnya. Semacam kemunafikan dalam menulis opini ini. Horas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun