Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terima Kasih atau Syukur Itu Tindakan Memberi

23 Mei 2020   09:25 Diperbarui: 23 Mei 2020   09:21 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karena, memberi dengan maksud mengharapkan balasan mengurangi ketulusan. Setidaknya, dapat membuat kecewa.

Dengan tulus memberi, pastilah Tuhan memberi dengan cara lain kepada pemberi. Sebagaimana juga halnya semesta, matahari, bulan, udara, hujan, pohon, dan sebagainya memancarkan sinar, semangat, udara, air, dan tempat teduh. Manusia lebih layak lagi untuk memberi, jangan hanya menggunakan atau bahkan merusaknya.

Saya ingin menutup ini dengan kisah seorang bijak. Seorang turis kehabisan uang di negara lain. Ia bertemu dengan seorang bijak dan berkata butuh uang untuk ongkos pulang ke negaranya. Si bijak memberikan uangnya, ketika si turis minta alamat si bijak bestari agar suatu waktu ia dapat mengembalikan duit itu. Si bijak menatapnya dengan penuh senyuman tulus seraya menjawab, "Gunakanlah dan tak perlu dikembalikan lagi!" Si turis kaget! Kok, bisa? Si bijak berkata, "Aku banyak menerima bantuan dari orang lain?"Sambil keduanya berpisah dan tak kunjung bertemu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun