Mohon tunggu...
sipipitkecil
sipipitkecil Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Ahok, Mui, Nusron dan Buni

13 Oktober 2016   17:28 Diperbarui: 13 Oktober 2016   17:35 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita terheboh sepekan ini, bikin banyak orang (termasuk saya hehehe) tidak konsen kerja, dan sibuk melahap sajian berita dan tulisan seputar itu. Seperti menonton atau membaca serial cerita seru, bikin ketagihan dan mau tahu, mau tahu .. mau tahu lagi. Heran ya, dulu politik adalah hal yang paling membosankan, mengapa sekarang, sejak 2 atau 3 tahun terakhir jadi begitu menarik .

Mungkin karena tokoh-tokohnya yang bikin menarik, kontroversi, sisi baik sisi buruk, sisi gelap sisi terang, tokoh antagonis dan tokoh sentral semakin tajam, alur cerita dan intrik-intrik semakin menarik, layaknya film-film Hollywood yang semakin banyak menampilkan tokoh-tokoh superstar dalam 1 film (seperti Avengers, Batman bertemu Superman .... khayalan masa kecilku yang akhirnya diwujudkan ;)), berhadapan dengan tokoh penjahat dan kroninya yang semakin jahat serta intrik yang semakin pelik dan seru . Dan semoga seperti ending film-film tersebut, tokoh-tokoh baik akhirnya menang . Agar selalu memberi harapan, kebaikan bagaimanapun tetap akan menang . Jadi jadilah orang baik ;)

Kembali ke tokoh-tokoh nyata kita di atas, saya ingin menyoroti 1 hal penting yang mungkin jarang dibahas, yaitu dari sisi penjualan. Nah lho, apa hubungannya ? Banyak orang tidak mengerti, sebenarnya setiap dari kita, sepanjang hidup kita berusaha menjual sesuatu kepada orang lain, walaupun kita bukan berprofesi sebagai sales atau marketing.

Kita menjual “diri” saat interview untuk mendapatkan pekerjaan, menjual “diri” kepada calon pasangan dan calon mertua, Menjual ide kepada anak kita tentang harus rajin belajar, makan sayuran dan buah, menjual barang-barang bekas kita, menjual rumah atau menyewakan rumah, termasuk menjual ide tentang apa yang kita percaya dan yakini. Menjual itu adalah seni bagaimana komunikasi yang kita sampaikan kepada orang lain, supaya mereka tertarik, mau, setuju, atau membeli yang kita tawarkan.

Nah balik ke tokoh-tokoh tadi, mari kita teropong satu per satu berdasarkan kasus yang heboh itu dari ilmu penjualan .

AHOK

Kalau cagub-cagub lain berkeliling dari satu kampung ke kampung lain, menyapa, berinteraksi, membuat kontrak / janji-janji politik, agar calon pemilih nanti mau “membeli “ (= menyoblos, memilih, mendukung) karena ide-ide maupun personal (tampang, tutur kata, pembawaan santun) mereka. Ahok sebagai petahana memilih menjual dengan bekerja, meresmikan hasil kerja dan salah satunya dengan penduduk di kepulauan seribu, sambil sedikit memberikan “pesan sponsor” .

Mungkin Ahok bermaksud menunjukkan bahwa dirinya tulus ingin memberikan yang terbaik bagi penduduk di sana, walaupun mereka akan ragu apakah nanti tetap memilihnya kembali karena faktor perbedaan keyakinan yang digembor-digemborkan beberapa pihak lawan politik melalui berbagai cara, dengan menggunakan ayat kitab suci . Ahok ingin memperlihatkan bahwa dia adil, ikhlas, dan memahami kegamangan, kebimbangan hati warga, antara harus memilihnya karena sudah memajukan kehidupan warga atau mengikuti anjuran/nasihat agar tidak memilihnya karena berbeda agama . Ahok membebaskan warga untuk memutuskan sendiri apa yang terbaik buat mereka , dan berjanji apaupun yang terjadi (jika mereka tidak memilihnya atau dia kalah dalam pemilihan cagub), program yang baik yang sudah jalan akan tetap dijalankan, dan warga tetap mendapat manfaat seperti sekarang .

Itu juga salah satu tehnik menjual “diri” secara halus, tujuannya mungkin memberikan kesan positif. Sayangnya Ahok kurang sensitif, ceroboh dan tidak jeli, dengan menyebut secara gamblang ayat yang dipakai . Walaupun warga yang hadir saat itu tidak merasa tersingggung atau marah, karena konteksnya memang tidak dimaksudkan untuk membuat umat muslim marah (memangnya Ahok mau bunuh diri ?, tentu tidak) . Namun Ahok lupa, banyak pasang mata dan telinga dari lawan-lawan politik dan simpatisan yang menunggu dengan sabar sekaligus nafsu setiap gerak gerik, ucapan, perbuatan Ahok yang bisa digunakan sebagai sumbu api untuk membakarnya . Mereka sedang menanti-nantikan setiap kesalahan Ahok yang bisa dieksploitasikan. Dan akhirnya momen itu tiba .. mereka bersorak kegirangan .

Ahok laksana smartphone Samsung Galaxy yang lagi ngetop dan terus melaju kencang dan pede meninggalkan banyak pesaingnya . Setiap keluar seri terbaru, selalu diburu dan dinantikan. Merk-merk lain berlomba-lomba menambah fitur baru nan menarik untuk mencuri perhatian khalayak, namun sulit menandinginya. Kemudian beberapa saat setelah peluncuran seri terbaru Galaxy Note7 tiba-tiba meledak .. boom dan diam . Samsung terpaksa melakukan recall produk dan merugi ratusan milyar dollar. 

Sampai ada humor yang mengatakan .. Presiden Direktur Samsung menyuruh bagian riset produk untuk membuat produk terbaru yang bakal ‘meledak’ di pasaran .. tim riset sangat patuh, dan benar-benar menciptakan produk smartphone yang meledak sungguhan ;) . Apakah Samsung akan bangkrut ? Banyak yang meramalkan tidak, justru akan lebih baik di masa depan, karena mereka akan lebih berhati-hati dan menerapkan quality control yang lebih ketat sebelum produk diluncurkan. Semoga Ahok bisa mendapat hikmah dari kasus ini juga.

MUI

Reaksi MUI dengan mengeluarkan 5 butir rekomendasi tidak terlalu mengherankan, sebagai organisasi Islam yang sudah dilegitimasi pemerintah, walaupun merupakan produk orde baru. (Ini ada sebuah tulisan menarik) , MUI mau menunjukkan kewibawaannya, terlepas dari tudingan bahwa lembaga tersebut berpolitik.

Yang mengejutkan adalah ucapan dari ulama yang mengwakilinya saat acara diskusi di ILC . Kata-kata yang dikeluarkan dengan nada-nada sangat keras dan bahasa yang sangat menyeramkan tersebut disampaikan secara “live” oleh tv yang ditonton jutaan mata manusia Indonesia, padahal permintaan maaf sudah dilakukan sebelumnya. Kalau kalimat-kalimat tersebut berasal dari mulut anggota organisasi Islam garis keras, masih bisa dimaklumi, tapi ini dari lembaga keagamaan yang terhormat, yang pendapatnya menjadi nara sumber di kepolisian Indonesia.

Bukankah ini lembaga yang menjadi referensi bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muslim dalam berbagai aspek kehidupan yang berhubungan dengan agama mayoritas di bumi pertiwi ini ? Bukankah seharusnya bersikap netral, menentramkan dan memberi pencerahan yang menyejukkan hati masyarakat yang sedang gamang agar menjadi lembaga yang disegani, dihormati dan dipercaya seluruh umat muslim maupun non muslim ? Bukannya malah menyiram api yang hampir redup dengan bensin dan mengundang perpecahan .

Dari segi penjualan, ucapan-ucapan tersebut sangat tidak menjual MUI sebagai lembaga terhormat dan Islam yang sejuk, yang damai seperti yang diperjuangkan beberapa pihak Islam moderat . Dari sisi orang yang belum beragama, ragu-ragu, atau mulai tertarik dan melirik Islam untuk dipelajari dan mungkin potensial untuk memeluknya, akan mendapat impresi Islam itu ternyata memang agama penuh kekerasan, tidak ada belas kasih. Orang-orang yang mencintai kedamaian akan bingung, perpecahan di antara umat juga akan terjadi seperti komentar dari seorang pembicara di acara tersebut. 

Menurut saya, organisasi-organisasi garis keras di Indonesia sebenarnya promosi yang buruk bagi agama Islam . Tentu saya melihat dari segi penjualan, kecuali tujuan akhirnya memang mau membuat umat Islam seperti itu, dan kalau itu terjadi, hancurlah negeri ini, mungkin berakhir seperti negara-negara di Timur Tengah . Tapi itu tidak akan terjadi jika ..

NUSRON

Banyak tokoh-tokoh seperti seorang Gusdur, atau tokoh muda seperti Nusron Wahid bermunculan . Orang-orang yang berani melawan arus, menyuarakan kebenaran, yang meskipun banyak mendapat kritik tapi juga pujian . Kata-kata dan perbuatannya membawa sejuk, damai, pencerahan dan hormat dari banyak kalangan . Mereka adalah tokoh-tokoh yang membawa nafas baru yang segar, citra yang beda bagi kaum muslim maupun kaum non muslim, bahwa Islam itu ternyata beda, baik, damai, sejuk, bijaksana . Promosi yang sangat bagus buat Islam dari segi penjualan .

Seperti teladan Nabi Muhammad SAW yang malah mengasihi musuhnya, menyuapi makanan ke pengemis yang menghinanya orang gila, pembohong dan tukang sihir . Seperti teladan pemimpin-pemimpin agama di dunia, Paus Fransiskus membela Islam dengan mengecam orang-orang yang menghina agama Islam. Dia menegaskan mereka yang menyamakan Islam dengan kekerasan telah melakukan kesalahan. Dalai Lama yang saat berkhotbah di depan umat Budha mengatakan Al Quran adalah kitab terbaik yang pernah ada di dunia . Teladan-teladan tersebut menyejukan hati, dan memberikan damai. Seharusnya pemimpin agama memang seperti itu .

BUNI

Lantas bagaimana dengan Buni ? Dari ke 4 tokoh dalam kasus ini, tokoh ini paling top dari ilmu penjualan . Sebagai wartawan, lulusan Amerika pula, bidang tulis menulis dan merangkai kata tentu makanan sehari-hari .

Buni cerdik sekali mencomot kata-kata penting, membuang yang menurutnya tidak perlu, menambah judul dan komen yang “eyes catching” , mengemas pidato berdurasi hampir 1 jam menjadi hanya sekian detik . Pidato yang tadinya biasa saja, tidak laku di media selama berhari-hari, berubah menjadi sensasi yang menggemparkan jagad nusantara ! bagai gunung berapi yang meletus tiba-tiba .

Apakah Buni menjual ide terselubung untuk keuntungan calon lain ? Saya tidak tertarik membahasnya . Saya hanya menyoroti kepiawaian menjual Buni yang sangat luarbiasa . Buni tahu siapa target market-nya, psikologi mereka, dan bagaimana membuat kemasan yang menarik, dari berita yang biasa-biasa saja menjadi berita sensasional, yang membuat orang pasti ingin membaca, merespon dan meneruskannya menjadi sebuah viral yang membakar jutaan hati .

Mari belajar penjualan dari jawara ini.

· Membuang 1 atau 2 kata yang seperti tidak penting namun merubah konteks

Dalam hal ini membuang kata “pakai”

Contoh :

Mirna mati diracuni kopi

- Fokus ke kopi

- Berarti kopi yang bertanggungjawab , kopi yang membuat Mirna mati .

- Kopi itu jahat, buruk ? Padahal kopi itu enak, malah banyak orang yang tidak

bisa hidup tanpa kopi . Kok kopi malah bikin mati ?

Mirna mati diracuni pakai kopi

- Fokus ke orang .

- Berarti ada orang yang bertanggungjawab, memakai kopi untuk berbuat jahat (meracuni)

- Kopi sendiri itu tidak jahat, tidak buruk, hanya dipakai untuk tujuan tak baik. Kopi itu enak, wangi, banyak orang yang cinta kopi.

Nah efeknya jelas beda sekali, kalau diterapkan pada kasus ucapan tersebut. Mana yang memberi efek lebih mengemparkan ?

· Membuang sebagian besar kata-kata yang lain, mengaburkan atau mengubah konteks.

Guru berkata kepada murid-muridnya “ Rokok itu tembakau, yang mengandung nikotin, dan memberikan efek kecanduan dan ketagihan pada orang-orang yang mengkonsumsinya. Asapnya yang terhirup terus-menerus akan membuat paru-paru menjadi hitam, dan beresiko terkena kanker paru-paru. Jadi jika kamu mau ketagihan, maka merokoklah “ (guru sebenarnya menasihati muridnya agar jangan merokok)

Suatu hari guru tersebut diprotes orang tua murid, karena menurut informasi dari anaknya yang menjadi murid di situ, guru tersebut menyarankan untuk merokok .

Kata guru .. merokoklah !

· Memakai judul atau caption yang “eyes catching” , memancing orang untuk membaca dan memberi komentar . Itu hal yang biasa dilakukan oleh situs berita gossip selebritis, untuk memancing keingintahuan.

Begitulah kira-kira teropong ilmu salesman pada tokoh-tokoh tersebut. Semoga apapun tujuan pribadi ataupun kelompok yang ingin dicapai, tetap mengutamakan tujuan yang lebih mulia .. untuk Indonesia yang lebih baik . Dan semoga orang-orang baik dan tujuan-tujuan baik semakin pintar dalam menjual dan menjadi pemenang seperti akhir cerita film Hollywood ;)

Salam Sehat dan Bahagia,

Sipipit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun