Mohon tunggu...
sipipitkecil
sipipitkecil Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Ahok, Mui, Nusron dan Buni

13 Oktober 2016   17:28 Diperbarui: 13 Oktober 2016   17:35 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MUI

Reaksi MUI dengan mengeluarkan 5 butir rekomendasi tidak terlalu mengherankan, sebagai organisasi Islam yang sudah dilegitimasi pemerintah, walaupun merupakan produk orde baru. (Ini ada sebuah tulisan menarik) , MUI mau menunjukkan kewibawaannya, terlepas dari tudingan bahwa lembaga tersebut berpolitik.

Yang mengejutkan adalah ucapan dari ulama yang mengwakilinya saat acara diskusi di ILC . Kata-kata yang dikeluarkan dengan nada-nada sangat keras dan bahasa yang sangat menyeramkan tersebut disampaikan secara “live” oleh tv yang ditonton jutaan mata manusia Indonesia, padahal permintaan maaf sudah dilakukan sebelumnya. Kalau kalimat-kalimat tersebut berasal dari mulut anggota organisasi Islam garis keras, masih bisa dimaklumi, tapi ini dari lembaga keagamaan yang terhormat, yang pendapatnya menjadi nara sumber di kepolisian Indonesia.

Bukankah ini lembaga yang menjadi referensi bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muslim dalam berbagai aspek kehidupan yang berhubungan dengan agama mayoritas di bumi pertiwi ini ? Bukankah seharusnya bersikap netral, menentramkan dan memberi pencerahan yang menyejukkan hati masyarakat yang sedang gamang agar menjadi lembaga yang disegani, dihormati dan dipercaya seluruh umat muslim maupun non muslim ? Bukannya malah menyiram api yang hampir redup dengan bensin dan mengundang perpecahan .

Dari segi penjualan, ucapan-ucapan tersebut sangat tidak menjual MUI sebagai lembaga terhormat dan Islam yang sejuk, yang damai seperti yang diperjuangkan beberapa pihak Islam moderat . Dari sisi orang yang belum beragama, ragu-ragu, atau mulai tertarik dan melirik Islam untuk dipelajari dan mungkin potensial untuk memeluknya, akan mendapat impresi Islam itu ternyata memang agama penuh kekerasan, tidak ada belas kasih. Orang-orang yang mencintai kedamaian akan bingung, perpecahan di antara umat juga akan terjadi seperti komentar dari seorang pembicara di acara tersebut. 

Menurut saya, organisasi-organisasi garis keras di Indonesia sebenarnya promosi yang buruk bagi agama Islam . Tentu saya melihat dari segi penjualan, kecuali tujuan akhirnya memang mau membuat umat Islam seperti itu, dan kalau itu terjadi, hancurlah negeri ini, mungkin berakhir seperti negara-negara di Timur Tengah . Tapi itu tidak akan terjadi jika ..

NUSRON

Banyak tokoh-tokoh seperti seorang Gusdur, atau tokoh muda seperti Nusron Wahid bermunculan . Orang-orang yang berani melawan arus, menyuarakan kebenaran, yang meskipun banyak mendapat kritik tapi juga pujian . Kata-kata dan perbuatannya membawa sejuk, damai, pencerahan dan hormat dari banyak kalangan . Mereka adalah tokoh-tokoh yang membawa nafas baru yang segar, citra yang beda bagi kaum muslim maupun kaum non muslim, bahwa Islam itu ternyata beda, baik, damai, sejuk, bijaksana . Promosi yang sangat bagus buat Islam dari segi penjualan .

Seperti teladan Nabi Muhammad SAW yang malah mengasihi musuhnya, menyuapi makanan ke pengemis yang menghinanya orang gila, pembohong dan tukang sihir . Seperti teladan pemimpin-pemimpin agama di dunia, Paus Fransiskus membela Islam dengan mengecam orang-orang yang menghina agama Islam. Dia menegaskan mereka yang menyamakan Islam dengan kekerasan telah melakukan kesalahan. Dalai Lama yang saat berkhotbah di depan umat Budha mengatakan Al Quran adalah kitab terbaik yang pernah ada di dunia . Teladan-teladan tersebut menyejukan hati, dan memberikan damai. Seharusnya pemimpin agama memang seperti itu .

BUNI

Lantas bagaimana dengan Buni ? Dari ke 4 tokoh dalam kasus ini, tokoh ini paling top dari ilmu penjualan . Sebagai wartawan, lulusan Amerika pula, bidang tulis menulis dan merangkai kata tentu makanan sehari-hari .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun