Peninggalan Romawi selalu identik dengan permandian, salah satunya Pemandian Antonin yang dibangun sekitar tahun 145 sampai 162 Masehi. Pemandian Antonin merupakan pemandian yang terbesar ketiga di dunia setelah pemandian Caracalla dan Diocletian. Selain itu para penjelajah dunia bisa berkunjung ke reruntuhan teater, reruntuhan pemukiman romawi atau museum Carthage.
Abū Zayd ‘Abd ar-Raḥmān ibn Muḥammad ibn Khaldūn al-Ḥaḍramī atau dikenal sebagai Ibn Khaldun hidup pada tahun 1332-1406, adalah seorang penulis sejarah dan sejarawan arab di Afrika Utara. Ia dikenal sebagai pendahulu dari disiplin ilmu modern sosiologi dan demografi. Salah satu karya yang terkenal dari Ibn Khaldun adalah the Muqaddimah atau Prolegomena yang dipengaruhi oleh sejarah Ottoman abad ke-17. Ibn Khaldun dikenal sebagai salah satu filsuf terbesar dari Abad Pertengahan dari era keemasan Islam. Hidupnya dihabiskan untuk pelayanan masyarakat dan mengajar.
Di alun-alun kemerdekaan ini juga ditemukan dua bangunan bersejarah yang terkenal yaitu General Residence yang dibangun tahun 1861 dan sekarang menjadi kedutaan Perancis dan Katedral St. Vincent de Paul. Katedral St. Vincent de Paul dibangun antara tahun 1893 dan 1897. Selain bangunan bersejarah, di alun-alun kemerdekaan para penjelajah dunia bisa menemukan berbagai pusat perbelanjaan seperti Mall Central Park, Mall Claridge dan Mall Palmarium.
Jadi, bagi para penjelajah dunia yang ingin berkunjung ke Tunis, jangan pernah lewatkan untuk datang ke Kota Tua Medina. Anda bisa menemukan Kasbah yang merupakan barak tertua di Kota Tunis, pasar tradisional yang bisa ditawar dengan harga gila-gilaan, atau Masjid Agung Jamaa Ezzaitouna yang diartikan sebagai Masjid Pohon Zaitun.
Masjid Agung Jamaa Ezzaitouna ini merupakan masjid terbesar dan paling dihormati di Tunis. Untuk para penjelajah dunia yang non-muslim, ada beberapa ruang doa khusus yang tidak bisa dikunjungi ketika masuk ke tempat ini.
Awalnya saya memang takut untuk berkeliling di kota ini karena terus terang situasi saat itu digambarkan oleh media masih terdapat berbagai demontrasi di sana sini. Akan tetapi kadang apa yang ditampilkan di media dengan kenyataannya sungguh berbeda. Media hanya menampilkan satu sisi dari kenyataan yang ada ditambah bumbu-bumbu agar terkesan wah serta kekinian.
Oleh sebab itu, di kota ini saya tidak hanya menemukan kehidupan masa lalu yang tetap dipelihara dan saling berdampingan, tetapi di sini saya juga menemukan tentang kehidupan nyata yang jauh dari kekerasan yang digambarkan oleh media.
Apakah ingin mengalaminya? Jangan ragu untuk berkunjung ke Kota Tunis, dijamin para penjelajah dunia akan menemukan cara pandang yang berbeda dalam memandang Islam, Kristen dan peninggalan masa lalunya. Anda akan menjadi tamu yang diterima di kota ini, apa pun latar belakang keyakinan dan kepercayaan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H