Mohon tunggu...
Sintha Wahyu Arista
Sintha Wahyu Arista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

I was born to express, not impress others.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arunika di Puncak Ancala [Bagian Lima]

16 Maret 2023   14:54 Diperbarui: 16 Maret 2023   15:14 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh Ancala sangat dingin. Wajahnya pucat.

Aku coba membangunkan Ancala, tapi nggak ada repon. Seketika aku langsung teriak dan pendaki lain yang tendanya berada dekat dengan tendaku, datang menghampiriku.

"Mbak, temannya kenapa mbak?" tanya salah satu pendaki.

"Saya nggak tau mas, semalam dia baik-baik saja. Terus waktu aku coba bangunin, tubuhnya uda panas banget. Tolong mas." ucapku dengan ketakutan. "Kemaren waktu mau summit, dia sempat kena hipo, mimisan dan wajahnya pucat banget." lanjutnya. 

Kemudian pendaki tersebut mencoba memberi nafas buatan untuk Ancala, namun tak berhasil.

"Mbak, sepertinya teman mbak ini punya riwayat penyakit khusus. Coba mbak cek di carriernya, kemungkinan ada obatnya." ucap si pendaki tersebut.

Dengan cepat aku membongkar carrier dan waistbag yang digunakan Ancala.

Aku menemukan beberapa obat diluar kotak P3K dan langsung aku berikan beberapa obat tersebut ke pendaki yang menolongiku.

"Mbak, ini obat-obatan tekanan darah untuk memperlambat perkembangan penyakit ginjal."

Aku langsung lemes. Tak bisa berkata apa-apa lagi.

Kenapa kamu menyembunyikan itu dari aku, Al?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun