Semua peralatan, kita tinggal di dalam tenda.
00.40 WIB, Ancala memimpin doa dan dimulailah pendakian yang sebenarnya.
Perjalanan dari Kalimati menuju Kelik kurang lebih 2 jam. Kelik merupakan batas vegetasi, batas tumbuhnya pepohonan. Jalur mendaki ke Puncak ini terasa cukup berat. Di awal pendakian, jalur tanahlah yang masih akan kalian lewati. Tapi setelah beberapa saat akan mencapai Kelik, jalur sudah mulai berubah menjadi pasir dan berbatu.
Jalur pendakian sudah berubah, dari tanah menjadi pasir berbatu. Kini tidak ada lagi pepohonan yang akan melindungi kalian dari dinginnya angin yang berhembus. Seiring berubahnya jalur, maka berubah juga cara pendakiannya. Jalur yang tadinya bisa dilewati secara lurus, sekarang harus kalian lewati dengan cara mendaki zig-zag.
Kalian tau, peralatan pendakian yang paling berguna untuk saat ini? Ya, tracking pole.Â
Karena sudah tidak ada lagi pohon beserta akarnya yang bisa kita gunakan untuk pegangan, serta sudut elevasi yang mencapai 60 derajat, maka pegangan satu-satunya adalah tracking pole.Â
Memang ada beberapa batu besar yang bisa digunakan sebagai alas atau pegangan, tapi itu terlalu beresiko.Â
Mengingat kondisi pasir yang tidak stabil, memungkinkan batu tersebut dapat jatuh ketika dipegang dan itu membahayakan pendaki lain yang berada di bawah.Â
Sudah banyak kasus kematian pendaki akibat dihantam batu yang menggelinding dari atas.
"Al, kok nggak nyampe-nyampe sih?" teriakku pada Al yang posisinya berada di bawahku beberapa meter.
"Perjalanan masih panjang, udah fokus ke depan!" jawab Ancala.