kehendak itu disebut juga keinginan rasional. Hal ini menentukan adanya hubungan
konsekuensi antara kehendak dengan pengetahuan sebelumnya.
c. Oleh karena kehendak itu bersifat rasional maka biasanya selalu mengarah
kepada nilai kebaikan umum termasuk keinginan yang bersifat parsial. Akibatnya,
seseorang tidak pernah menghendaki sesuatu kecuali jika mengandung nilai baik
menurut pandangan orang tersebut.
d. Tidak ada hubungan kemestian antara tujuan umum (dalam perbuatanTuhan) dan
tujuan parsial (dalam perbuatan manusia), sebaliknya manusia yakin bahwa terdapat
ruang perbedaan antara kebaikan transenden dan kebaikan terestial (alam);
kebaikan terestial dapat saja bersifat bebas sebagai anugerah dari Yang Maha Baik.
e. Ketika kehendak itu mengarah kepada suatu objek, dasar ketergantungannya