Pewarna Alami Carmin atau Pewarna Alami Merah Carmin adalah pewarna alami yang bersumber dari hewan serangga Cochineal atau kutu tumbuhan. Wujud serangga Cochineal tersebut berwarna merah.
Dikutip dalam Fatwa MUI Â No. 33 Tahun 2011 tentang Hukum Pewarna Makanan dan Minuman dari Serangga Cochineal, serangga cochineal merupakan binatang yang mempunyai banyak persamaan dengan belalang dan darahnya tidak mengalir. Serangga cochineal hidup di atas kaktus dan makan pada kelembaban dan nutrisi tanaman
Dijelaskan kembali pada laman Halal MUI (2021), melalui informasi dari Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni M.Agr, yang merupakan dosen Ilmu dan Teknologi Pangan  IPB University sekaligus sebagai auditor halal di LPPOM MUI, menerangkan bahwa Karmin dibuat dari serangga Cochineal (Dactylopius coccus) atau kutu daun yang menempel pada kaktus pir berduri (genus Opuntia).
Serangga cochineal banyak ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan. Dilansir dalam laman Halal MUI (2021), pada tahun 2021 negara Peru dikenal sebagai penghasil karmin terbesar di dunia, yaitu dapat mencapai 70 ton per tahun.
Proses pembuatan pewarna alami merah carmin (karmin) menurut data laman Halal MUI (2021), diantaranya :
- Produksi cochineal kering (dimulai dari pasangan cochineal diinduksikan pada kaktus; kemudian cochineal betina berkembang biak, dan menjadi dewasa, ditandai dengan bentuk tubuh membesar dan berisi; setelah serangga menjadi besar dan berisi, kemudian dipanen dengan cara disikat, dikeringkan dengan sinar matahari, dan ditampi untuk menghilangkan bulu).
- Pengolahan cochineal kering menjadi pewarna (setelah serangga cochineal dikeringkan dengan cara di jemur, selanjutnya dilakukan proses pengancuran dengan mesin pengering dan penggiling; setelah diperoleh serbuk cochineal berwarna merah tua cerah hasil proses penggilingan, selanjutnya dilakukan proses ekstraksi dengan larutan alkohol asam untuk diperoleh warna yang lebih cerah atau pun agar lebih memunculkan warna. Asam carminic dalam tubuh serangga cochineal yang bertindak memberikan warna merah, awalnya oleh serangga cochineal digunakan sebagai pertahanan untuk mengusir serangga pemangsa lainnya).
Penggunaan Pewarna Alami Merah Carmin (Karmin) pada Produk di Sekitar Kita
Pewarna alami merah carmin (karmin), saat ini sudah banyak sekali penggunaannya oleh pelaku Industri Pangan, Kosmetik, ataupun lainnya.
Pewarna alami merah carmin dapat ditemukan pada produk pangan, diantaranya :
- Minuman seperti susu ataupun yogurt rasa strawberry
- Jus ataupun minuman sirop yang berwarna merah
- Saos atau sambal
- Permen dan Makanan ringan anak-anak
- Produk biskuit rasa stawberry
- Kue red velvet ataupun lainnya yang berwarna merah
- Dan produk pangan lainnya dengan catatan produsen mengklaim produknya memakai pewarna alami. Bisa jadi pewarna alami merah itu memakai pewarna alami carmin yang berasal dari serangga cochineal.
Sedangkan pewarna alami merah carmin pada produk kosmetik, biasanya mungkin saja ditemukan pada produk lipstik, liptin, lipcream, eye shadow, produk perawatan tubuh seperti shampo dan lotion atau pun lainnya yang berwarna merah. Dengan catatan bahwa produsen mengklaim produknya memakai pewarna alami merah carmin (karmin).
Efek Samping Penggunaan Pewarna Alami Carmin (Karmin)
Dilansir dalam laman ScienceDirect (2015) hasil tulisan Voltolini et.al (2014), pada beberapa orang mungkin saja dapat terjadi reaksi efek samping berupa syok anafilaksis saat penggunaan pewarna alami carmin yang berasal dari serangga cochineal ini.
Menurut laman Siloam Hospitals (2023), analhylaxis atau anafilaksis adalah reaksi alergi berat dan dapat berujung syok yang dikenal sebagai syok anafilaksis. Syok anafilaksis dapat menyebabkan tekanan darah menurun secara drastis, serta penyempitan saluran pernafasan, sehingga perlu mendapatkan penanganan dengan cepat oleh petugas medis.