Mohon tunggu...
Sinta Alifatul Kholillah
Sinta Alifatul Kholillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Islam IAIN KEDIRI

Suka membaca dan menulis. Seorang Mahasiswi Psikologi Islam yang Ingin menjadi Pengusaha/ Enterpreneur

Selanjutnya

Tutup

Parenting

5 Jenis Pola Asuh yang Wajib Ayah Bunda Ketahui!

19 Juni 2023   19:07 Diperbarui: 20 Juni 2023   13:52 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola asuh atau parenting adalah proses atau kegiatan orang tua dalam membesarkan, mendidik, dan mengasuh anak-anaknya. Ini mencakup serangkaian keputusan, interaksi, dan strategi yang diadopsi orang tua untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan perkembangan anak. Pola asuh melibatkan berbagai aspek, antara lain kasih sayang, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, mengajarkan nilai dan etika, memberikan pendidikan dan pembelajaran, serta membimbing anak untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pengasuhan juga mencakup komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak, aturan dan batasan yang jelas, memastikan disiplin yang konsisten, dan memberikan dukungan emosional yang memadai. Orang tua juga menjadi panutan dan memberikan contoh perilaku dan nilai yang baik untuk anak-anaknya.

Tujuan utama mengasuh anak adalah membantu anak tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat secara fisik, emosional, dan sosial. Menjadi orang tua adalah tanggung jawab yang besar dan konstan. Orang tua terus belajar dan tumbuh seiring perkembangan anak mereka, dan dapat mencari sumber daya dan dukungan dari komunitas pengasuhan, buku, seminar, atau konsultan pengasuhan untuk membantu mereka dalam perjalanan pengasuhan mereka.

Ilmu parenting mencakup berbagai pendekatan dan metode  dalam membesarkan anak. Berikut adalah beberapa jenis pola asuh yang umum dan penjelasannya: 

Jenis pola asuh yang pertama adalah pengasuhan otoritatif. Pendekatan ini menggabungkan keterlibatan  tinggi dengan penetapan batasan yang jelas. Orang tua yang otoritatif cenderung memberikan dukungan emosional yang konsisten, memberi anak penjelasan dan aturan yang rasional, dan mendorong partisipasi aktif. Mereka juga memberikan kebebasan dan membiarkan anak mengambil keputusan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendekatan ini umumnya dianggap efektif karena mendorong kemandirian anak, keterampilan sosial, dan kepercayaan diri yang baik.

Jenis pola asuh yang kedua adalah pengasuhan otoriter. Pola asuh otoriter adalah pola asuh di mana orang tua sangat mengontrol, menetapkan aturan yang ketat dan mengharapkan kepatuhan tanpa banyak ruang untuk partisipasi atau diskusi. Orang tua yang otoriter cenderung memiliki sikap mendominasi dan menuntut kepatuhan mutlak dari anak-anak tanpa pembenaran dan penjelasan yang tepat, ketaatan tanpa syarat, aturan ketat dan tidak fleksibel, dan komunikasi satu arah. Orang tua yang otoriter cenderung menggunakan hukuman fisik atau ancaman untuk mengatur perilaku. Meskipun hal ini dapat mengarah pada kepuasan instan, pendekatan ini dapat membuat anak menjadi pasif, kurang kreatif, dan kurang mampu membuat keputusan sendiri. Contohnya : Orang tua berkata kepada seorang anak, " Kamu harus melakukan apa yang saya katakan tanpa harus bertanya mengapa. Lakukan karena saya bilang begitu." tanpa si anak memahami alasan dasar perintah tersebut.

Jenis pola asuh yang ketiga adalah pengasuhan permisif. Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua memberikan kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak dan memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku mereka. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini cenderung tidak menetapkan aturan yang jelas atau tidak memberikan konsekuensi yang konsisten saat anak melanggar aturan. Berikut adalah beberapa karakteristik orang tua yang menerapkan pola asuh permisif :

- Tidak banyak menetapkan aturan atau standar perilaku untuk anak

- Tidak memberi tanggung jawab yang jelas untuk anak

- Tidak konsisten terhadap aturan yang dibuat

- Jarang mendisiplinkan atau memberi konsekuensi pada anak

- Percaya kepada anak untuk membuat keputusan besar, padahal keputusan ini perlu dipertimbangkan juga oleh orang tua

- Kerap memberi hadiah atau uang agar anak berperilaku dengan baik

Pola asuh permisif dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak, termasuk kesulitan dalam mengatur diri, kesulitan menangani batasan, dan kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab. Anak-anak yang dirawat dengan pola asuh permisif lebih berisiko menunjukkan perilaku buruk, seperti agresif, posesif, dan enggan berbagi dengan orang lain. Mereka juga cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dan sulit mengambil keputusan. Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif cenderung tidak memantau kebiasaan belajar anak-anak mereka, sehingga anak akan menjadi kurang disiplin diri. Pola asuh permisif juga cenderung membawa dampak buruk pada tumbuh kembang anak seperti meningkatkan risiko gangguan obat atau narkoba, ketergantungan merokok, dan minuman beralkohol. Namun gangguan tersebut tidak sepenuhnya disebabkan oleh pola asuh permisif dan dapat diperkuat oleh latar belakang budaya yang memungkinkan individu untuk mengonsumsi rokok hingga menyalahgunakan obat dan alkohol. Oleh karena itu, memberikan kebebasan kepada anak tanpa batasan yang jelas dapat membawa dampak negatif pada perkembangan anak.

Jenis pola asuh keempat adalah pengasuhan asertif. Pola asuh asertif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua menetapkan aturan dan batasan yang jelas, memberikan bimbingan yang tegas, dan memaksakan konsekuensi yang konsisten pada perilaku anak-anak mereka. Dalam pola asuh yang ketat, orang tua memiliki banyak kontrol tetapi tetap fokus pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pola asuh tegas yang sehat melibatkan keseimbangan antara batasan yang tegas dan kasih sayang yang diberikan kepada anak. Pengasuhan yang tegas dapat membantu anak mengembangkan disiplin diri, tanggung jawab, dan keterampilan menghadapi tantangan, tetapi juga penting untuk memperhatikan kebutuhan emosional dan mendukung perkembangan pribadi anak.

Berikut adalah contoh-contoh perilaku dalam pengasuhan tegas:

- Orang tua menetapkan waktu yang ditentukan untuk tidur dan mengajarkan anak-anak bahwa mereka harus pergi tidur pada waktu yang telah ditentukan.

- Jika anak melanggar aturan, orang tua memberikan konsekuensi seperti melarang anak menggunakan gadget selama beberapa waktu atau mengurangi waktu bermain yang diizinkan.

- Orang tua menjelaskan kepada anak-anak mengapa peraturan tertentu ada, seperti menjelaskan pentingnya keamanan saat bermain di luar rumah.

- Orang tua memberikan arahan dan petunjuk yang jelas tentang cara melakukan tugas rumah atau aktivitas tertentu yang baru dipelajari anak-anak.

- Orang tua mempertimbangkan perasaan anak saat memberlakukan batasan atau konsekuensi, dan mereka mendiskusikan dengan anak mengenai bagaimana merek bisa bekerja bersama dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

- Komunikasi yang jelas dan terbuka

- Memberi dukungan dan bimbingan

- menghargai kebutuhan dan perasaan anak

Pola asuh asertif atau tegas yang tidak sehat dapat mengajarkan anak untuk menggertak dan seperti tidak adanya empati. Pola asuh cuek atau abai merupakan pola asuh yang minim keterlibatan orang tua. Pada jenis pola asuh ini, orang tua hanya memenuhi kebutuhan fisik dasar anak, seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian. Sementara itu, kebutuhan secara psikologis dan emosional jarang terpenuhi. Berbagai latar belakang menjadi penyebab pola asuh ini, umumnya karena kesibukan orang tua atau karena ada masalah pribadi orang tua (kesehatan mental, tindak kriminal, masalah ekonomi, dan sebagainya). Pada pola asuh cuek, tidak jarang jika anak lebih banyak dididik oleh gawai, televisi, atau video game.

Jenis pola asuh yang kelima adalah pengasuhan demokratis. Pengasuhan demokratis adalah gaya pengasuhan di mana orang tua mendorong partisipasi aktif, komunikasi terbuka, dan memberikan anak-anak kesempatan untuk mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dan mengekspresikan diri. Pola asuh demokratis memberikan keseimbangan antara pengaturan batasan yang wajar dan memberikan kebebasan yang diperlukan bagi perkembangan pribadi anak. Berikut adalah contoh-contoh perilaku dalam pengasuhan demokratis:

1.Diskusi dan Penjelasan: Orang tua yang menganut pendekatan demokratis akan menjelaskan aturan dan keputusan mereka secara terbuka kepada anak-anak. Mereka akan memberikan penjelasan yang jelas tentang alasan di balik aturan tersebut dan memberikan pemahaman kepada anak tentang konsekuensi dari tindakan mereka.

2.Keterlibatan Anak dalam Pengambilan Keputusan: Orang tua demokratis memberikan anak-anak kesempatan untuk mengambil bagian dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Mereka mendorong anak untuk mengemukakan pendapat mereka dan berpartisipasi dalam perencanaan keluarga.

3.Fleksibilitas dalam Aturan: Orang tua demokratis cenderung lebih fleksibel dalam menetapkan aturan dan mempertimbangkan kebutuhan individu anak. Mereka bersedia bernegosiasi dan menyesuaikan aturan jika diperlukan, dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dan konsekuensi yang mendasarinya.

4.Komunikasi Terbuka dan Mendengarkan: Orang tua demokratis mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyampaikan pendapat, kekhawatiran, atau masalah yang mereka hadapi. Mereka menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak untuk berkomunikasi secara terbuka.

5.Menghormati Kebutuhan dan Preferensi Anak: Orang tua demokratis menghargai kebutuhan dan preferensi individu anak. Mereka memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri dan mendukung kegiatan yang sesuai dengan minat anak.

Nahh... dari 5 jenis Pola Asuh di atas. Selama ini Ayah Bunda menerapkan didikan jenis pola asuh yang mana? Semoga Artikel di atas dapat bermanfaat dan ada hikmah yang dapat diambil. Aamiin. Terima Kasih telah membaca dan membantu share Semoga menjadi Amal Jariyah Teman-teman semua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun